Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ahli Sebut Jangan Paksakan Anak Bisa Baca di Usia Dini, Kenapa?

Ahli Sebut Jangan Paksakan Anak Bisa Baca di Usia Dini, Kenapa? Kredit Foto: English First
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penelitian Program for International Student Assessment (PISA) pada 2015 mengungkapkan tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong rendah. Dari hasil penelitian, Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara yang diteliti.

Tentunya hal ini harus mendapat perhatian serius dari banyak pihak mengingat sebenarnya membaca memberikan dampak positif. Tapi perlu digarisbawahi di sini jangan paksakan anak bisa baca sejak usia dini, mengapa?

Dengan membaca, memang wawasan pengetahuan seseorang bisa bertambah. Selain itu, membaca dapat memberikan ide-ide baru dan mendorong kreativitas. Tapi hal ini tidak berlaku untuk anak kecil, karena itu jangan paksakan anak bisa baca sejak usia dini.

Baca Juga: Indonesia Peringkat 16 Negara Paling Gemar Membaca, Ternyata Ini yang Dilakukan Pemerintah

Pengamat sekaligus praktisi pendidikan dan sains, Indra Charismiadji, angkat bicara. Menurut dia, salah satu faktor yang menyebabkan tingkat literasi rendah karena anak sudah dipaksa untuk bisa membaca, menulis, dan berhitung atau calistung sebelum usia 7 tahun. Padahal di usia tersebut kemampuan otak untuk menerima kecepatan informasi belum memadai.

"Sebelum usia SD, 6-7 tahun, jangan pernah menyuruh anak membaca, menulis, atau berhitung. Itu bisa membunuh kreativitas anak dan membuat tingkat literasinya rendah," ucap Indra saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta.

Dijelaskan olehnya, bila anak sudah terbiasa untuk bisa membaca dari kecil, mereka menjadi malas ketika besar. Sebab anak terbiasa dengan kata atau bacaan singkat. Hal ini membuat ketika dewasa mereka enggan membaca tulisan panjang sehingga tingkat literasi rendah. Selain itu, anak juga jadi kesulitan mengartikan bacaan.

"Membaca itu beda dengan mengartikan. Anak kecil yang dibiasakan membaca hanya tahu cara membaca tanpa mengerti arti dari kata yang dibaca. Padahal yang dibutuhkan olehnya adalah memahami dan mengartikan sehingga mendorong kreativitas," tutur Indra.

Baca Juga: Peduli Proses Belajar Membaca pada Anak, Generali Dukung Workshop untuk Para Pendidik

Maka dari itu, ia menyarankan agar orang tua dan guru lebih banyak membacakan cerita sebelum anak berusia 7 tahun.

Semakin banyak anak dibacakan cerita, maka semakin ingin tahu cerita lain. Hal ini menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga ketika dewasa anak memiliki keinginan untuk membaca guna mendapatkan informasi baru.

"Ada kajiannya dari World Education Forum. Di situ dikatakan mereka yang sering dibacakan cerita, keinginan untuk membaca lebih tinggi," pungkas Indra.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: