Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Masa Depan Anak Sukses? Orang Tua Perlu Ajarkan Hal Ini

Mau Masa Depan Anak Sukses? Orang Tua Perlu Ajarkan Hal Ini Kredit Foto: Unsplash/Sebastian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perubahan era yang terjadi karena kemajuan teknologi dan informasi membuat orang tua mau tidak mau harus mengubah pola asuh terhadap anak-anaknya.

Sekarang ini, pola asuh harus mematuhi arahan orang tua guna anak sukses di masa depan sulit diterapkan.

Sebaliknya, orang tua diharapkan bisa mendorong buah hati memiliki nalar tinggi supaya bisa berinovasi. Tujuannya agar anak sukses di masa depan.

Baca Juga: Ahli Sebut Jangan Paksakan Anak Bisa Baca di Usia Dini, Kenapa?

Menurut Laporan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) 2018, sebanyak 65 persen anak yang saat ini duduk di bangku sekolah dasar, di masa depan mungkin bekerja di bidang yang hari ini belum ada.

Hanya sekira 35 persen pekerjaan di era sekarang yang bisa ditemukan di masa depan. Oleh karenanya, anak dituntut untuk jadi pencipta kerja,

Pengamat dan Praktisi Pendidikan dan Sains, Indra Charismiadji mengatakan, satu hal yang sekarang perlu diperhatikan orang tua agar anak sukses adalah menjadikan mereka sosok kreatif, mampu berpikir kritis, bisa berkolaborasi dengan orang banyak, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Maka dari itu, orangtua perlu mendapatkan banyak edukasi tentang hal tersebut.

Sebab pola asuh yang dahulu orang tua terima sulit diterapkan pada anak-anak di era sekarang.

"Di era manufaktur orang memang harus patuh sesuai aturan, saklek. Sedangkan sekarang ini harus ada dorongan kreativitas. Anak tidak lagi harus mematuhi perkataan orangtua, sebab anak yang patuh tidak memiliki kreativitas," ujar Indra saat ditemui dalam dalam diskusi bertajuk "Sains Digital Dari dan Untuk Anak Indonesia" yang diselenggarakan oleh Kalbe, Jumat (6/9/2019) di Jakarta.

Menjadi anak yang tidak patuh bukan berarti anak harus melawan perintah orang tua atau membangkang. Tidak patuh di sini maksudnya adalah anak diharuskan berpikir kritis.

Ketika orang tua melarang sesuatu, mereka tidak serta merta menurut melainkan berpikir alasan kenapa tidak diperbolehkan melakukan hal tersebut.

"Contoh, ketika anak mau main api, jangan bilang enggak boleh. Terangkan kepadanya kalau main api bisa menyebabkan panas apabila terkena tangan, biar mereka merasakan sendiri. Jadi anak terbiasa tidak dibatasi tapi belajar sebab akibat sehingga bisa mendorong kreativitas," jelas Indra.

Baca Juga: 3 Cara Ini Bantu Orang Tua Bangun Komunikasi dengan Anak Remaja

Selain dari pola asuh orang tua, pola pengajaran di institusi pendidikan juga perlu diubah. Sekarang ini muncul pola STEAM yaitu science, technology, engineering, art, and mathematic.

Pola pengajaran STEAM mendorong anak untuk memiliki nalar yang baik. Sebab pola ini menciptakan adalah kemampuan manusia yang paling tinggi.

Melalui pola ini, anak juga mampu memiliki empat kemampuan yang diperlukan di masa depan yaitu berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan kreatif. Kreativitas adalah bagian penting dalam inovasi. Dari inovasi itulah anak bisa bersaing di masa depan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: