Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mulai Frustasi Pakai Bom Sapi, ISIS Pakai Senjata Ini untuk Menyerang

Mulai Frustasi Pakai Bom Sapi, ISIS Pakai Senjata Ini untuk Menyerang Kredit Foto: (Foto/Business Insider)
Warta Ekonomi, Aleppo -

Kelompok teror ISIS telah putus asa menggunakan bom sapi dalam melancarkan serangan terbarunya. Kekuatan kelompok yang semakin berkurang saat ini, membuat ISIS menggunakan taktik baru untuk melakukan perlawanan di wilayah Irak dan Suriah.

 

Seperti yang diwartakan Mirror, Senin (9/92019) dalam satu insiden belum lama ini, para jihadis melekatkan bom rompi pada dua sapi di dekat pos pemeriksaan tentara di sebuah desa di provinsi Diyala di Irak timur. Tetapi para penduduk desa yang menyadari adanya bom tersebut memberi tahu tentara ketika hewan itu mendekat.

 

Baca Juga: Teroris Penembak Jemaah Masjid Christchurch: Berapa yang Saya Bunuh?

 

wryo5vjfth3idzgpifcf_13865.jpg

 

Lantas para prajurit melepaskan tembakan ke arah dua sapi itu hingga bom meledak. Seorang pengamat terluka dan beberapa bangunan rusak akibat ledakan.

 

Sadiq Hussein, seorang pejabat setempat, membeberkan kepada media serangan tersebut menjadi bukti ISIS telah putus asa.

 

"Ini menunjukkan bahwa kelompok itu telah kehilangan kemampuan untuk merekrut orang-orang muda dan calon pembom bunuh diri, karenanya mereka menggunakan hewan ternak," kata dia.

 

Hal ini bukan yang pertama kalinya ISIS mengikatkan bom pada binatang dalam upaya untuk membunuh pasukan musuh atau warga sipil yang tidak bersalah. Para teroris pernah menempelkan bom pada seekor anjing.

 

Sementara kelompok Taliban dan al-Qaeda juga pernah menggunakan keledai sebagai perantara bom di Afghanistan dan Pakistan. Pasukan koalisi yang didukung AS telah mendorong ISIS keluar Irak dan Suriah setelah serangan berbulan-bulan.

 

Para pejuang banyak yang akhirnya tewas atau ditangkap, dan ribuan wanita dan anak-anak terjebak di kamp-kamp pengungsi di Suriah. Pada bulan lalu, para pejabat AS dan Irak mengatakan kepada New York Times bahwa ISIS sedang mengumpulkan kekuatan baru, melakukan serangan gerilya dan mencoba merekrut orang-orang di kamp Al Hol yang terkenal di Suriah timur laut.

 

Menurut laporan tersebut mengatakan ISIS masih memiliki 18.000 pejuang di Irak dan Suriah, dan uang simpanan sebanyak USD 400 juta (Rp5 triliun). Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan rencana untuk menarik pasukan dari Afghanistan dan Suriah tetapi ada kekhawatiran bahwa penarikan akan mengurangi dukungan untuk pasukan lokal atau milisi dalam memerangi terorisme.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: