Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hindari Resesi, OJK Diminta Segera Selesaikan Gagal Bayar Asuransi

Hindari Resesi, OJK Diminta Segera Selesaikan Gagal Bayar Asuransi Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diminta bertindak cepat atas risiko keuangan yang dapat menyeret Indonesia ke dalam resesi ekonomi. Hal ini menyusul bahan paparan Bank Dunia yang menyebut Indonesia berpotensi terkena dampak resesi ekonomi global, yang berasal dari permasalahan di sektor keuangan.

 

Dua masalah yang dimaksud yakni, penguasaan 88% aset perbankan oleh konglomerasi keuangan, dan masalah gagal bayar polis yang dihadapi AJB Bumiputera 1912 dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

 

"Kalau dari Bank Dunia menyatakan harus ada monitoring dari OJK, memang ya. Soalnya masalah dua asuransi ini kan ibarat puncak gunung es yang hanya kelihatan ujungnya. Kalau lambat respon, bisa menyeret pada resesi," kata peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), M. Rizal Taufikurohman, saat dihubungi, Senin (9/9/2019).

 

Rizal berpandangan, lantaran memiliki perbedaan yang signifikan penetapan solusi atas masalah di Bumiputera Jiwasraya harus dihitung secara hati-hati.

 

Meski harus hati-hati, tegasnya bukan menjadi alasan bagi OJK untuk tidak mendukung dan memberi kemudahan operasional untuk kedua perusahaan dalam memperbaiki kinerjanya.

 

Baca Juga: Kasus Bumiputera dan Jiwasraya Jadi Perhatian Bank Dunia Karena . . .

 

Saat ini, upaya penyelesaian masalah Bumiputera terkesan jalan di tempat karena sudah 3 tahun tidak mengalami perubahan yang berarti. Sedangkan Jiwasraya, upaya penyehatannya terancam gagal karena jajaran OJK belum juga menerbitkan lisensi atas anak usahanya, Jiwasraya Putera yang diyakini bisa mendukung bisnis Jiwasraya.

 

“OJK lebih bagus untuk mendorong khusus yang dua ini. Kalau memang bisa diamankan dari sisi kinerja keuanganya, tentu harus mempunyai satu keputusan yang tepat,” tutur Rizal.

 

Berangkat dari hal tersebut, kata Rizal, menjadi penting jajaran OJK harus berfokus pada upaya penyelamatan dua perusahaan tadi. Jika terlambat, hal ini menjadi pintu masuk resesi dunia kepada ekonomi Indonesia. 

 

Ini mengingat bayak lembaga keuangan nasional yang tengah rentan akan imbas resesi.

 

"Jadi keduanya harus segera diselesaikan kalau tidak mau terseret pada resesi. OJK harus jeli, tidak hanya 2 perusahaan ini yang akan memberi kontribusi pada resesi, banyak sekor keuangan yang bermasalah juga. Artinya share efeknya kepada resesi itu jauh lebih besar. jadi OJK harus jeli melihat resiko keuangan ini," tegas dia.

 

Baca Juga: Soal AJB Bumiputera Dan Jiwasraya, OJK Diminta Tak Buang Badan

 

Untuk diketahui, Bank Dunia telah menyoroti sektor keuangan Indonesia. Meski dinilai aman terhadap guncangan resesi ekonomi yang belakangan semakin membayangi sejumlah negara, namun pihak Bank Dunia melihat adanya dua sektor di ranah keuangan Indonesia yang membutuhkan penanganan segera.

 

"Perusahaan tersebut mungkin menjadi tidak likuid dan membutukan perhatian segera," tulis jajaran Bank Dunia dalam paparan bertajuk "Global Economics Risks and Implementations for Indonesia" yang dikutip Senin (9/9).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: