Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menilik Kontribusi Subsektor Tanaman Perkebunan terhadap PDB Pertanian

Menilik Kontribusi Subsektor Tanaman Perkebunan terhadap PDB Pertanian Kredit Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor pertanian dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Nilai produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian berdasarkan harga konstan 2010 (BPS) pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp906 triliun. Peningkatan sebesar 10,87% berhasil dicapai pada tahun 2018, di mana PDB sektor pertanian tercatat sebesar Rp1.005 triliun.

Sedangkan untuk triwulan kedua 2019, pertumbuhan year-on-year dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 berhasil tumbuh sebesar 5,41%.

Kontribusi terbesar dari PDB pertanian 2018 diberikan oleh subsektor tanaman perkebunan (teh, tebu, kakao, kopi, karet, dan lainnya) sebesar 38,54% dan diikuti tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang-kacangan, dan umbi-umbian) sebesar 29,66%.

Baca Juga: Kementan Tunjukkan Peningkatan pada Ekspor Pertanian di 2019

Peningkatan PDB pertanian merupakan salah satu imbas dari meningkatnya ekspor komoditas pertanian yang dilakukan. Kakao sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan yang dimiliki Indonesia mengalami peningkatan nilai ekspor. Di tahun 2018, jumlah ekspor kakao Indonesia mencapai 380 ribu ton. Jumlah tersebut meningkat sebesar 7,16% dari tahun 2015 sebesar 355 ribu ton.

Peningkatan juga terjadi pada karet dengan jumlah ekspor pada tahun 2015 sebesar 2,6 juta ton dan meningkat menjadi 2,8 juta ton pada tahun 2018. Lonjakan besar terjadi pada cangkang kelapa sawit yang merupakan limbah padat dari hasil pengolahan minyak kelapa sawit. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, permintaan akan cangkang kelapa sawit (palm kernel shell) Indonesia mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Cangkang sawit sendiri merupakan sumber bioenergi yang memiliki nilai kalori tinggi yang mampu menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis. Pada tahun 2015 ekspor cangkang sawit masih tercatat sebesar 1,04 juta ton. Angka tersebut melonjak menjadi 2 juta ton pada 2018 atau mengalami kenaikan sebesar 91,93%.

Apresiasi patut diberikan kepada Kementerian Pertanian berkat usahanya mendorong pertumbuhan ekspor tanaman perkebunan yang merupakan salah satu subsektor ekspor unggulan Indonesia. Dengan kebijakan-kebijakan strategis yang diambil oleh Kementerian Pertanian guna mendorong produksi dan produktivitas lahan pertanian telah mampu memberikan efek positif bagi neraca perdagangan luar negeri Indonesia.

Dengan semakin tingginya produktivitas lahan pertanian maka surplus produksi akan semakin besar sehingga bisa dimanfaatkan untuk ekspor. Untuk tanaman perkebunan berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, pertumbuhan produktivitas tertinggi dicapai oleh karet yang mencapai 12,07%.

Pada tahun 2015 produktivitas lahan karet tercatat 1.036 kg/hektare. Pada tahun 2018 angka ini meningkat menjadi 1.161 kg/hektare. Sedangkan untuk tanaman kopi, produktivitas lahan pada tahun 2015 tercatat sebesar 707 kg/hektare yang kemudian meningkat menjadi 782 kg/hektare pada tahun 2018.

Sedangkan untuk tanaman pangan, produktivitas jagung pada tahun 2014 tercatat sebesar 4.954 kuintal/hektare dan meningkat menjadi 5.192 kuintal/hektare pada tahun 2018. Tanaman kelapa sawit sendiri mengalami kenaikan produktivitas dari 3,58 ton/hektare menjadi 3,64 ton/hektare.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Indra Jati
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: