Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wow! Riset Membuktikan Indonesia Siap Terapkan Teknologi Omnichannel

Wow! Riset Membuktikan Indonesia Siap Terapkan Teknologi Omnichannel Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Era industri 4.0 tidak terlepas dari internet ofthings (IoT), cyber-physical system (CPS), cloud computing, cognitive computing, artificial intelligence, dan industrial internet of things (IIoT). Berkenaan dengan itu, Indonesia tentu menghadapi tantangan tersendiri dalam melakukan penerapan hal tersebut di dalam industrinya, khususnya dari segi pemasaran.

Teknologi pemasaran automasi berbasis realtime dengan pendekatan omnichannel terintegrasi yang ditawarkan Resulticks disebut siap diterima Indonesia. Dalam menjawab hal tersebut, Country Sales Manager for Indonesia Resulticks, Adam Bachtiar, memaparkan hasil riset yang dilakukan Resulticks terhadap market di Asia Tenggara.

Baca Juga: Amankah Layanan Realtime Marketing Omnichannel Resulticks?

"Di Indonesia, yang menarik adalah 90 persen menyatakan bahwa pemasaran yang realtime itu yang menjadi prioritas utama saat mereka (pelaku bisnis) menjalankan omnichannel," kata Adam saat memaparkan riset Resulticks di Jakarta, Selasa (10/9/2019).

Riset yang dipaparkan Adam menunjukan bahwa prioritas realtime marketing di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara di Asia Tenggara, yakni 68 persen.

Dari laporan hasil riset tersebut, disebutkan juga bahwa 83 persen bisnis di Indonesia sudah mengkonsolidasikan data mereka ke dalam platform yang sudah terintegrasi, dan 70 persen eksekutif bisnis di Indonesia berencana meningkatkan pengeluaran untuk teknologi omnichannel.

Baca Juga: Top! Resulticks Tawarkan Layanan Marketing Terintegrasi Indonesia

Tantangan dalam penerapan Omnichannel

Dalam menerapkan omnichannel sendiri, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan. Tantangan tersebut, yakni ketidaklengkapan data pelanggan, teknologi dan software yang terbatas, serta kemampuan mengolah data secara realtime.

"41 persen mengatakan keterbatasan teknologi dan software. Ini yang paling banyak disebutkan oleh survei kita. Kemudian, 39 persen di antaranya mengatakan terlalu banyak data untuk di manage," ujar Adam.

Baca Juga: Like di Instagram Hilang, Influencer Marketing Terancam?

Di Indonesia sendiri, sebanyak 57 persen mengatakan keterbatasan teknologi menjadi tantangan utama. Selain itu integrasi data yang buruk juga menjadi tantangan dalam penerapan omnichannel di Indonesia.

"45 persen di antara yang kita survei menyatakan bahwa integrasi data yang jelek itu menjadi tantangan," katanya.

  

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: