Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga CPO Terus Alami Tren Kenaikan

Oleh: Jessica Marpaung, Junior Researcher for Warta Ekonomi

Harga CPO Terus Alami Tren Kenaikan Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bulan Agustus 2019 tampaknya menjadi awal yang cerah bagi industri perkelapasawitan Indonesia. Hal itu mengingat pada empat bulan sebelum Agustus, harga CPO hanya berada pada kisaran US$480-500 per ton sesuai data harga CIF Rotterdam.

Puncak kenaikan harga CPO tersebut terjadi pada tanggal 28 Agustus 2019 yaitu di angka US$572,5 per ton namun mengalami penurunan hingga 9 September menjadi sebesar US$565 per ton. Penurunan ini dipengaruhi oleh menguatnya kurs rupiah terhadap dolar sebesar 0,47% pada hari yang sama.

Kenaikan harga CPO ini turut dirasakan oleh sejumlah petani yang mengalokasikan lahan mereka sebagai perkebunan rakyat, karena harga TBS di tingkat petani juga meningkat. Seperti misalnya di Sumatera Utara harga TBS umur 10-20 tahun adalah Rp1.489,73/kg pada periode 3-10 September 2019.

Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor 22,8 Ribu Ton Cangkang Sawit ke Jepang

Selain perubahan kurs rupiah terhadap dolar AS, perubahan harga CPO ini juga dipengaruhi oleh perubahan harga minyak kedelai sebagai produk substitusi minyak sawit. Diketahui, harga minyak kedelai saat ini menurut CBOT-CME Group adalah US$28,54 per pon pada penutupan 10 September 2019 atau bergerak naik sebesar 0,92% dari harga kedelai sebelumnya yaitu US$28,26 per pon.

Minyak kedelai merupakan satu-satunya minyak nabati yang secara terang-terangan bersaing untuk merebut pasar minyak nabati dunia saat ini.

Adapun, upaya pemerintah untuk mengembangkan Biodiesel B30 patut diapresiasi karena mampu menahan harga CPO lebih baik dan tidak tergantung kepada penentuan harga berdasarkan CPO Malaysia ataupun fluktuasi harga minyak kedelai.

Produk hilir yang siap dipasarkan ini tentunya akan mempengaruhi penerimaan dalam negeri dan juga meminimalisir konsumsi impor bahan bakar minyak di Indonesia yang pada dua tahun terakhir ini sebesar 3,9 juta kiloliter bahan bakar nabati digunakan sebagai bahan campuran solar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: