Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Para Wanita dalam Berburu Osama bin Laden Setelah Tragedi 9/11

Kisah Para Wanita dalam Berburu Osama bin Laden Setelah Tragedi 9/11 Kredit Foto: (Foto/Wikipedia Commons)
Warta Ekonomi, Washington -

Pada Mei 2011, usai diburu selama bertahun-tahun, Presiden AS oada saat itu Barrack Obama mengatakan jika Osama bin Laden, dalam tragedi serangan 9 September 2011 atau 9/11 ditemukan dan ditembak mati oleh Navy SEAL, pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat pada sebuah penyerbuan. Tetapi dibalik penyerbuan itu ada kisah para perempuan yang membawa prajurit AS ke mangsanya.

 

Para wanita tersebut merupakan analis di CIA (Badan Intelijen AS) yang bekerja dalam unit yang dikenal dengan nama Stasiun Alec. Para intelejen ditugasi menemukan Bin Laden, usai serangan 9/11 yang menewaskan 3.000 orang tersebut.

 

n9ifcjnygs0bcbfwjtvz_22229.jpg

 

Para intelejen berhasil menemukan Abu Zubaydah, penyokong Al Qaeda kelompok yang dipimpin bin Laden, membantu menemukan dan membunuh Abu Musab al Zarqawi, pemimpin al Qaeda di Irak, serta menjalankan "situs hitam," penjara rahasia CIA yang digunakan untuk menginterogasi tersangka teror.

 

Fran Moore, seorang mantan direktur intelijen CIA, menjelaskan jika orang-orang itu tidak menyelesaikan masalah, “Saya tidak yakin kita akan berhasil.”

 

Ada beberapa kolega laki-laki Moore lebih efektif. mantan Direktur CIA Michael Hayden mengutip NBC News mengatakan, "Sekelompok saudara perempuan yang luar biasa" dalam pencarian Osama.

 

Michael Scheuer, yang mengelola Stasiun Alec, menuturkan dirinya ingin sekali memasang tanda di pintu kantor bertuliskan, "Tidak butuh pria, saya akan melakukannya [bersama kolega perempuannya]."

 

Baca Juga: 2 Hari Sebelum Peristiwa 9/11, Putin Ternyata Pernah Telpon Bush, Bilang. . .

 

Nada Bakos, selaku kepala tim penargetan yang membunuh Zarqawi, mengatakan timnya fokus, serta tak kenal lelah untuk mencari Zarqawi dan para pemimpin Al Qaeda lainnya.

 

Beberapa faktor lainnya yang mungkin telah dipengaruhi oleh pandangan keamanan perempuan yang lebih jelas.

Setelah serangan 9/11, lanjut dia, para wanita di timnya telah bersumpah, "Kamu (Osama) tidak akan melakukan itu (9/11) padaku lagi."

 

"Kami agresif dalam melindungi anak-anak kami," kata Bakos. 

 

"Kami melihat risiko secara berbeda, jangka panjang."

Carol Rollie-Flynn, mantan direktur eksekutif Counter Terrorism Center, mengatakan dia berpikir "kekuatan sebenarnya dari para wanita ini adalah dedikasi mereka yang intens dan perhatian yang luar biasa terhadap detail."

 

Detail dan lebih detail, kata Bakos, adalah bagian dalam mencari Zarqawi. Para wanita itu menyaring penyadapan komunikasi, laporan interogasi, laporan mata-mata dan gambar-gambar satelit. Setelah dua tahun sebelum serangan 9/11, semua staf di Stasiun Alec kecuali Scheuer adalah perempuan.

 

Usai tragedi 9/11, wanita yang terlibat mendirikan "situs hitam". Para pejabat mengatakan kepada NBC News bahwa Abu Zubaydah dan Khalid Sheikh Mohammed (KSM), salah satu dalang 9/11, diinterogasi oleh perempuan.

 

jc6s3nlwl7ddm2nm52ua_15345.jpg

 

Seorang mantan pejabat CIA mengatakan kepada NBC News bahwa perempuan mungkin sangat efektif dalam menginterogasi tersangka teror karena kombinasi kejutan dan rasa malu.

 

Pelaku teror 9/11 terpana bahwa wanita, yang mereka anggap lebih rendah, telah dipilih untuk menanyai mereka.

Jose Rodriquez, kepala Pusat Penanggulangan Terorisme CIA menulis dalam bukunya " Hard Measures (Tindakan Keras)" bahwa "KSM" pernah mengatakan kepada salah satu interogator wanitanya bahwa ia lebih suka berurusan dengan wanita .

 

Menurut Rodriguez, KSM mengatakan dia percaya wanita lebih siap dan kurang menghakimi. Akan tetapi, KSM juga senang CIA tidak sepenuhnya dijalankan oleh wanita.

 

Salah satu wanita yang mungkin memiliki peran terbesar dalam perburuan bin Laden adalah Jennifer Matthews.

"Ada beberapa yang membentuk database manusia tentang Al Qaeda dan saya ingat mereka semua perempuan," kata Rollie-Flynn.

 

"Jennifer Matthews adalah salah satunya. Mereka tahu segalanya. Pengetahuan mereka seperti ensiklopedia. Mereka akan memberi pengarahan singkat kepada direktur dan memiliki semua jawaban.”

Pada awal 2002, Rodriguez menunjuk Matthews untuk memimpin satuan tugas melacak Zubaydah yang sulit dipahami.

 

Selanjutnya saat hamil anak ketiganya, dia tetap bekerja dan pada bulan Maret ia mendapat informasi bahwa Zubaydah berada di salah satu dari 16 lokasi di Pakistan.

 

6b62rwfdnq5u925y9qyn_14931.jpg

 

FBI dan ISI (Badan Intelijen) Pakistan, yang memiliki cukup kekuatan bersiap untuk melakukan 16 serangan serentak.

Matthews mengatakan kepada Penasihat Keamanan Nasional AS saat itu, Condoleezza Rice bahwa peluang untuk sukses tidak lebih dari 40 persen.

 

Razia dilakukan pada 28 Maret 2002. Usai itu, Matthews masuk ke rumah direktur CIA George Tenet jam 5 malam. Ia membaca email singkat dari pemimpin tim CIA di Faisalabad, Pakistan. Zubaydah terluka parah dalam baku tembak dan ditangkap. Pada 2008, Matthews dipromosikan menjadi kepala stasiun CIA di Afghanistan.

 

Matthews mengatur pertemuan untuk bertemu dengan petugas CIA dan memberikan informasi tentang keberadaan bin Laden dan tangan kanannya, Ayman al-Zawahiri. Namun lima hari setelah Natal 2009, seorang informan CIA masuk ke kompleks CIA di Khost tanpa digeledah dan meledakkan sebuah bom, menewaskan petugas CIA, termasuk Matthews dan analis wanita lainnya.

 

Banyak yang menggunakan tragedi itu untuk mengkritik Matthews, dan mempertanyakan kapasitasnya. Sementara para pembela HAM mengatakan kesempatan itu harus dikejar bagi siapa pun, yang lain mengira Matthews telah dibutakan karena melihat buruannya terlalu dekat dan gagal mengikuti prosedur keamanan.

 

Pemburu al Qaeda yang sekarang dikenal publik sebagai "Maya" juga tidak luput dari kritik. Maya membantu memimpin perburuan bin Laden, berduka atas kematian mentornya "Jessica," dan kemudian menuntut untuk pergi ke Afghanistan ketika SEAL bersiap untuk menyerang sarang Osama.

 

Ia lantas melihat helikopter menghilang ke dalam kegelapan, mengetahui bahwa usahanya selama bertahun-tahun membawa mereka ke penggalian mereka. Usai kematian bin Laden, Maya mendapat bonus uang tunai dan medali. Dia sangat penting dalam pencarian Osama.

 

Namun Maya menolak promosi dan kenaikan gaji USD16.000 (Rp227 juta). John Brennan, mantan direktur CIA mengatakan kepada NBC News bahwa wanita memiliki perspektif yang unik.

 

"Kita semua adalah produk dari pengalaman kita," kata Brennan.

 

"Selain kecerdasan bawaan dan kemampuan serta kreativitas yang dibawa perempuan ke dunia kerja, saya pikir mereka memiliki kesempatan untuk melihat dunia melalui, dan saya pikir ini sangat penting, mata seorang wanita."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: