Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekotak Permen Karet Bisa Ungkap Karakter Bisnis Warren Buffett

Sekotak Permen Karet Bisa Ungkap Karakter Bisnis Warren Buffett Kredit Foto: Instagram/officialwarrenbuffett
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebelum menjadi Bapak Investor dunia seperti saat ini, Warren Buffett mulanya berjualan permen karet dari toko kelontong kakeknya. Ia telah menengok dunia bisnis sejak berusia 6 tahun.

Dari bisnis pertamanya, menjual permen karet, karakter bisnis Warren Buffett ternyata telah terlihat. Ia telah memiliki sifat tegas dalam berbisnis.

Melansir dari Business Insider (12/9/2019), kembali menengok ke 78 tahun silam di Omaha, Nebraska, kala itu Buffett menjual permen karet ke tetangganya.

Baca Juga: Uang Bukan Sumber Kebahagiaan Warren Buffett

"Saya ingat seorang wanita bernama Virginia Macoubrie mengatakan, 'Saya ingin satu batang Juicy Fruit', " Buffett mengingat kembali apa yang disampaikan kepada Alice Schroeder dalam biografinya, The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life.

Kepada pelanggannya itu, Buffett menjawab dengan tegas, “Kami tidak memecah bungkusan permen karet. Saya hanya menjual dalam kemasan lima batang,” ungkapnya.

Bagi Buffett, hal tersebut merupakan masalah kehormatan. Pasalnya, dengan berbicara demikian, artinya ia menunjukkan keyakinannya menjual lima batang permen karet yang dijadikan satu kemasan, meskipun pelanggan meminta dibuat eceran.

Baca Juga: Jarang yang Tahu, Ini Sisi Lain Warren Buffett

Ketajaman bisnis awal Buffett terus berkembang saat ia tumbuh.  Hal itu telah menggambarkan karakter pebisnis sejati.

Sebelum menjadi investor kondang seperti saat ini, Buffett dulu menjual permen karet, pacuan kuda, mesin pinball, dan loper Washington Post. Alhasil, pada usia 16 tahun, Buffett telah menghasilkan US$53.000.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: