Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PM Singapura: BJ Habibie Seorang Ilmuwan Sejati

PM Singapura: BJ Habibie Seorang Ilmuwan Sejati Kredit Foto: (Foto/@Habibie Center)
Warta Ekonomi, Singapura -

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie. Seperti dilansir dari Facebook Kedutaan Besar Singapura, Kamis (12/9/2019), Lee mengatakan bahwa Habibie memimpin Indonesia saat masa sulit selama reformasi. Itu adalah titik balik penting bagi Indonesia.

 

“Dia bekerja keras untuk menstabilkan negara setelah krisis keuangan Asia 1997. Dia juga mendorong otonomi daerah dan desentralisasi yang lebih besar di Indonesia, dengan tujuan untuk menyatukan dan meningkatkan kehidupan semua orang Indonesia,” kata Lee.

 

Habibie dikabarkan meninggal di usia 83 tahun dan disebut putra keduanya, Thareq Kemal karena karena faktor usia. Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9) di RSPAD Gatot Soebroto.

 

Baca Juga: Kenang BJ Habibie, Iis Dahlia Ingat Pernah Diundang Nyanyi di Istana Negara

 

981la6nxhl50iyz2uo57_11684.jpg

 

Lee menjelaskan bahwa Habibie merupakan seorang ilmuwan di hati. Ia melihat semangat Habibie dalam bidang teknik dan teknologi saat mengunjungi pabrik Industri Pesawat Terbang Nusatura (IPTN)—sekarang PT Dirgantara—di Bandung pada tahun 1987.

 

“Itu adalah fasilitas yang mengesankan, dan kebanggaan serta kegembiraan Presiden Habibie. Dia pasti senang dengan langkah signifikan yang telah dibuat Indonesia sejak saat itu dalam menumbuhkan sektor teknologinya dan ekonomi digital,” kenang Lee.

 

BJ Habibie sangat berperan dalam mengembangkan Batam, Bintan dan Karimun sebagai zona ekonomi khusus. Lee mengkisahkan bahwa Singapura bekerja sama dengan Habibie dan beberapa menteri Indonesia lainnya dalam proyek tersebut.

 

“Saya ingat berpartisipasi dalam upacara peletakan batu pertama Taman Industri Batam—usaha patungan sektor swasta Indonesia-Singapura—dengan dia pada tahun 1990.”

 

“Kami bertemu berkali-kali untuk membahas bagaimana Singapura dan Indonesia dapat bekerja sama dan saling melengkapi untuk memberikan manfaat abadi bagi masyarakat kami . Kami adalah tetangga dan teman permanen, dan masa depan kami saling terkait,” tutur Lee.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: