Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Badai Dorian di Bahama, 2.500 Orang Dikabarkan Hilang

Badai Dorian di Bahama, 2.500 Orang Dikabarkan Hilang Kredit Foto: Foto: BBC.
Warta Ekonomi, Nassau -

Pihak layanan darurat Bahama mengeluarkan daftar 2.500 orang yang dikatakan hilang usai terjangan Badai Dorian yang melanda kepulauan itu pekan lalu. Ada sekitar 50 orang dinyatakan tewas akibat badai terbesar yang pernah melanda kepulauan itu, sementara puluhan ribu lainnya memerlukan bantuan.

 

Laman resmi pemerintah memprediksi  jumlah korban jiwa akan bertambah dari yang dirilis saat ini, walaupun jumlah korban yang hilang belum diperiksa dengan mereka yang berada di tempat penampungan dan kemungkinan angkanya akan menurun.

 

Daftar korban dikeluarkan oleh Juru Bicara Badan Manajemen Darurat Nasional Bahama (Nema), Carl Smith. Namun demikian, Smith memperingatkan bahwa database itu masih diproses dan beberapa orang yang sudah dievakuasi belum mendaftarkan nama mereka.

 

"Pada saat ini ada sekira 2.500 (orang hilang) dalam daftar pemerintah Bahama," kata Smith pada konferensi pers sebagaimana dilansir BBC, Kamis (12/9/2019).

 

Baca Juga: Badai Topan Lingling Hantam Korea Utara, Kim Jong-un Bilang. . .

 

ioe7hcpm0p1u2ujm21v0_16128.jpg

Foto: Reuters.

 

"Daftar ini belum diperiksa terhadap catatan pemerintah mengenai orang-orang yang tinggal di tempat penampungan atau yang telah dievakuasi," katanya.

 

Daftar itu turun karena pemeriksaan silang akan dilakukan. Namun, pejabat Bahama sebelumnya mengakui bahwa angka kematian terakhir bisa mengejutkan.

 

Menurut pejabat pemerintah dan petugas kemanusiaan terkait menjelaskan ada sekitar 5.000 orang telah dievakuasi dari dua kelompok pulau yang terkena dampak badai paling parah. Laporan Program Pangan Dunia PBB, sekira 6.000 dan 7.000 orang masih berada di pulau-pulau tersebut.

 

Ada ratusan orang ditampung di tempat penampungan sementara di Ibu Kota Nassau. Pekerja darurat berencana untuk membangun dua kota tenda di sekitar Marsh Harbour di Pulau Great Abaco. Kota itu hancur oleh badai, yang meratakan daerah kumuh yang dikenal sebagai Mudd dan Pigeon Peas.

 

Para warga mengeluh karena bantuan tiba terlalu terlambat, namun pemerintah Bahama telah membela cara operasi mereka dan membantah menutup-nutupi jumlah kematian sebenarnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: