Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Ekspor Rempah dan Sarang Burung Walet Terbuka Lebar di AS

Pasar Ekspor Rempah dan Sarang Burung Walet Terbuka Lebar di AS Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tren industri pangan, obat, dan kosmetik organik di Amerika Serikat saat ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk melebarkan pangsa pasar bagi produk pertaniannya. Indonesia memiliki potensi besar pada rempah dan produk organik, karenanya Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong ekpor ke berbagai negara.

"Peluang pasar yang besar ini kami tangkap sebagai peluang emas meningkatkan devisa. Petani kita butuh akses pasar seperti ini agar makin sejahtera," kata Banun Harpini, Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Luar Negeri Kementan di sela-sela Natural Products Expo East (NPEE), Baltimore, Amerikat Serikat (13/9/2019).

Banun hadir sebagai Ketua Delegasi Indonesia untuk membuka akses ekspor produk Indonesia. Sesuai tema ekshibisi, natural products, Kementan mempromosikan rempah-rempah dari Maluku dan DIY, antara lain vanili, kayu manis, cengkeh, pala, lada hitam, lada putih.

Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor 593 Kg Sarang Burung Walet ke Hongkong

Pameran yang berlangsung 11-14 September 2019 ini merupakan ekshibisi akbar yang diikuti 1.700 ekshibisionis dari lebih 100 negara. Menurut Banun, ekshibisi menjadi meeting point yang baik untuk mempertemukan pembeli dan penjual di dunia. Kementan melalui Atase Pertanian KBRI Washington DC, berpartisipasi dalam pameran bergengsi ini.

"Kami membawa juga produk organik unggulan Indonesia. Permintaannya tinggi di Amerika Serikat. Bahkan sarang burung walet (SBW) kita coba perkenalkan sebagai salah satu produk ekspor unggulan," kata Banun.

Tahun lalu produk SBW mampu menembus rekor nilai ekspor hingga Rp40 trilliun, dan Kementan mendorong agar dapat masuk ke negara lainnya.

Produk organik yang diperkenalkan, seperti beras hitam, beras merah, gula kelapa, tepung kelapa, dan keripik ubi rambat organik. Selain itu, turut dipromosikan pula madu organik NusaTenggara Barat dan kopi Robusta Bengkulu.

Baca Juga: Kementan Tingkatkan Ekspor Sarang Walet ke China

Hari Edi Soekirno, Atase Pertanian KBRI Washington DC, menyatakan, ini kali pertama Indonesia mengikuti NPEE, dan akan terus mengevaluasi peluang ekspor produk petanian dan tren pasar organik di Amerika Serikat dan dunia.

"Produk organik kita tangkap sebagai peluang besar bagi devisa negara. Sebagai perwakilan pemerintah, kami membuka akses pasar dan perkenalkan produk unggulan petani Indonesia," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: