Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Ungkap Kematian Putra Osama bin Laden

Trump Ungkap Kematian Putra Osama bin Laden Kredit Foto: Foto/Reuters/Feline Lim
Warta Ekonomi, Washington -

Hamza bin Laden, putra dari mantan Pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, sekaligus tokoh penting dalam organisasi teroris itu, telah tewas terbunuh dalam sebuah operasi kontraterorisme yang dilakukan Amerika Serikat (AS). Hal itu dikonfirmasi Presiden AS Donald Trump pada Sabtu.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Trump mengatakan operasi itu terjadi di wilayah Afghanistan-Pakistan, tetapi ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

"Hilangnya Hamza bin Laden tidak hanya menghilangkan kemampuan kepemimpinan penting al-Qa'ida dan koneksi simbolis kepada ayahnya, tetapi juga melemahkan kegiatan operasional penting kelompok itu," kata Trump sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (15/9/2019).

Dia menggunakan ejaan alternatif untuk kelompok yang melakukan serangan 11 September 2001 itu.

Baca Juga: Donald Trump Konfirmasi Tewasnya Putra Mahkota Osama bin Laden

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Hamza telah terbunuh beberapa bulan lalu di dekat perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan. Trump telah diberi pengarahan pada saat operasi berlangsung.

Pemerintah AS meyakini Hamza, yang diperkirakan berusia sekira 30 tahun, telah menggantikan ayahnya sebagai pimpinan yang tersisa dari Al Qaeda. Osama bin Laden dibunuh oleh pasukan AS pada 2011.

Menurut Brookings Institute, Hamza berada di sisi ayahnya di Afghanistan sebelum serangan 11 September di AS. Dia juga menghabiskan waktu bersama ayahnya di Pakistan setelah invasi yang dipimpin AS ke Afghanistan memaksa banyak kepemimpinan senior Al Qaeda lari ke sana.

Baca Juga: Jadi Buronan AS, Anak dari Osama bin Laden Dilaporkan Meninggal Dunia?

Departemen Luar Negeri AS menggolongkan Hamza sebagai teroris global pada 2017 setelah ia menyerukan aksi terorisme di ibu kota negara-negara Barat dan mengancam akan membalas dendam terhadap AS karena membunuh ayahnya.

Reuters melaporkan pada 31 Juli bahwa para pejabat AS percaya Hamza telah terbunuh. Namun pernyataan Trump ini merupakan pertama kalinya pemerintah AS mengonfirmasi operasi tersebut.

Tidak jelas mengapa Gedung Putih memutuskan untuk memublikasikan informasi tentang kematian Hamza beberapa bulan setelah dia dibunuh.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: