Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian LHK Ajak Masyarakat Kreatif Kelola Sampah

Kementerian LHK Ajak Masyarakat Kreatif Kelola Sampah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setiap orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 0,7 kilogram (kg) sampah per hari. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat timbulan sampah tahun 2019 mencapai 65 juta ton. Oleh karena itu perlu upaya mengurangi sampah dari sumbernya.

Oleh karena itu Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan bahwa sampah harus dipilah sejak dari rumah, supaya memudahkan pihak-pihak terkait untuk mengelompokkan sampah yang akan didaur ulang.

"Pada periode lalu, kita sudah mengadakan gerakan mengurangi sampah, kita mengurangi untuk menghasilkan sampah terutama sampah plastik dengan menggunakan tumbler setiap kali ingin minum, dengan membawa kantong belanja re-usable dari rumah, serta tidak menggunakan sedotan plastik . Dan ini ternyata gaungnya luar biasa di seluruh ?ndonesia" kata Vivien kepada Okezone, Minggu (15/9/2019).

Baca Juga: Cegah Kebakaran Hutan, Kementerian LHK Terapkan Hukum Multidoor

Pihak KLHK juga mengeluarkan surat edaran pada ?dul Adha kemarin agar tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai pada saat pembagian daging kurban, sebagian masyarakat menggunakan daun pisang dan juga wadah dari masing-masing warga untuk membawa daging kurbannya.

Vivien menghimbau agar sampah yang dipilah dari rumah dapat dikategorikan menjadi dua bagian sederhana yaitu sampah organik dan non organik, untuk sampah non organik masyaratak bisa memberikannya kepada bank sampah yang akan mendapatkan kompensasi nantinya, sedangkan untuk sampah organik bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat pupuk.

"Disamping pemilahan sampah dapat mengurangi jumlah sampah yang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kita juga mendorong pabrik daur ulang untuk melalukan investasi dalam hai ini, dan bahkan banyak bahan baku yang memang berasal dari bahan daur ulang,”urainya.

Hal ini kata dia juga bermanfaat untuk mengurangi sampah import, karena di ?ndonesia 50 persen bahan kertas recycle masih import dari luar negeri. “Dengan adanya perantara bank sampah ini dapat menyediakan bahan-bahan daur ulang sehingga bisa mengurangi jumlah bahan baku import" pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: