Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Perkenalkan Cara Jitu Basmi Siput Murbai, Aman dan Alami

Kementan Perkenalkan Cara Jitu Basmi Siput Murbai, Aman dan Alami Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) memperkenalkan cara jitu yang aman dan alami guna membasmi siput murbai yang resisten terhadap pertanaman padi. Cara ini penting diterapkap petani mengingat satu ekor siput murbei mampu menghabiskan satu rumpun padi yang berumur antara 15 hingga 30 hari dalam satu malam.

"Melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Kementan mulai mengenalkan tindakan pengendalian non-kimia dengan pestisida nabati yang memanfaatkan bahan dari tumbuhan," kata Kordinator Fungsional Petugas OPT Balai Besar Peramalan OPT, Wayan, di kantornya, Karawang, Senin (17/9/2019).

Wayan menjelaskan, siput murbai (pomacea canaliculata lamarck) merupakan hama yang sangat rakus dalam menyerang tanaman padi pada fase vegetatif. Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk membasmi siput murbai.

"Memungut siput murbai secara manual hingga menggunakan moluskisida sintetis yang harganya cukup mahal dan berspektrum luas, sehingga dapat mengganggu organisme non-target termasuk manusia," jelasnya.

Di tempat yang sama, Maryono, Petugas POPT Balai Besar Peramalan OPT, menyatakan, cara lainnya yakni dari percobaan di lapangan menggunakan daun pepaya untuk mengumpulkan keong. Tekniknya dibuat kubangan yang atasnya ditutup dengan daun pepaya, kemudian keong itu nanti akan tertarik dan berdatangan.

Baca Juga: Kementan Cetak Penangkar Benih Jagung Hibrida

"Terus nanti akan terkumpul dan kita jadi mudah mengambilnya," ucapnya.

Penanggung jawab Laboratorium Pestisida Nabati, Balai Besar Peramalan OPT, Anton menambahkan, membasmi siput murbai tidak hanya dengan daun pepaya saja. Namun, setelah dicoba beberapa jenis pestisida nabati yang dapat digunakan sebagai moluscisida.

"Kita ambil pengujian empat jenis tumbuhan. Ada sembung, tuba, gadung, dan mimba. Dan ternyata hasilnya semuanya memiliki suatu senyawa yang punya pengaruh pada jenis molusca," tuturnya.

Ia menekankan dari hasil pengujian di laboratorium, semua ekstrak pestisida nabati baik akar tuba, daun mimba, daun sembung, maupun umbi gadung dapat menyebabkan kematian terhadap siput murbei. Hasilnya semakin tinggi konsentrasi ekstrak pestisida nabati semakin tinggi angka kematian siput murbai ini.

"Coba buat konsentrasi 5 cc saja sudah bisa menyebabkan kematian siput murbei sebanyak 50 persen dari populasi yang ada selama 24 jam," tekan Anton.

Anton menjelaskan, insektisida nabati memiliki enam kelebihan dibandingkan kimia. Pertama, mudah terurai sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak meninggalkan residu pada hasil panen. Kedua, cukup aman terhadap organisme non-target termasuk musuh alami.

"Kelebihan ketiga dapat dipadukan dengan komponen PHT lainnya termasuk pengendalian secara hayati menggunakan parasitoid, predator dan patogen," sebutnya.

Baca Juga: Kementan: Tren Ekspor Produk Perkebunan Indonesia Meningkat

Keempat, sambungnya, tidak cepat menimbulkan kekebalan pada hama bila digunakan dalam bentuk ekstrak kasar. Kelima komponen-komponen ekstrak bisa bersifat sinergis artinya bisa dicampurkan dengan bahan-bahan pestisida nabati lainnya. Terakhir keenam, beberapa jenis insektisida nabati dapat disiapkan secara sederhana dengan menggunakan peralatan yang dimiliki petani.

"Karena hal ini insektisida nabati memiliki peluang yang lebih baik untuk digunakan dalam pengendalian hama terpadu (PHT) baik untuk pertanian organik maupun pertanian konvensional," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: