Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menarik! Penjualan Mobil Terkontraksi 8,14%, Tapi Saham Astra Diborong Asing

Menarik! Penjualan Mobil Terkontraksi 8,14%, Tapi Saham Astra Diborong Asing Kredit Foto: Astra International Tbk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang Januari hingga Agustus 2019 lalu, penjulan mobil PT Astra International Tbk (ASII) mengalami kontraksi sebesar 8,14% secara tahunan dari angka 374.744 unit pada tahun 2018 menjadi 344.216 di tahun 2019. 

Sementara itu, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat bahwa penjulan mobil Astra khusus di bulan Agustur mengalami penurunan sebesar 8,7% dari 102.197 unit di Agustus 2018 menjadi 46.908 unit di Agustus 2019.

Baca Juga: Top! Gandeng Astra dan ITB, Kemenperin Kembangkan Inovasi Ini

Kendati begitu, kontraksi yang dibukukan Astra terbilang relatif rendah jika dibandingkan dengan kontraksi industri. Dalam delapan bulan terakhir, penjualan mobil domestik menurun 13,5% dari 763.444 unit di tahun lalu menjadi 660.286 unit di tahun ini. 

Bak masih optimis kinerja Astra akan semakin membaik, investor asing pun mulai ramai mengoleksi saham dengan sandi ASII tersebut. Bahkan, saat ini saham Astra bertengger di posisi kedua sebagai saham dengan net buy paling tinggi, yakni mencapai Rp13,6 miliar. 

Baca Juga: Rating BCA dan Astra Turun Takhta, Jadi Sebab Investor Asing Kabur

Alhasil, harga saham Astra pun merangkak naik 2,32% ke level Rp6.625 per saham dan sempat menyentuh level tertingginya di Rp6.650 per saham. 

Penguatan saham Astra hari ini menjadi yang pertama kalinya dalam sepekan terakhi. Adapun pada dua hari ke belakang, saham Astra ditutup koreksi masing-masing sebesar 0,74% dan 3,36%. Jika dikalkulasikan lebih jauh, dalam tiga bulan terakhir saham Astra terkikis 11,67%. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: