Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada 400 Kasus Bermasalah, Vape Resmi Dilarang di Amerika Serikat

Ada 400 Kasus Bermasalah, Vape Resmi Dilarang di Amerika Serikat Kredit Foto: Unsplash/Muhammed Alzaeem
Warta Ekonomi, Jakarta -

Vape atau rokok elektrik telah menyebabkan penyakit serius terkait paru-paru. Khusus di Amerika Serikat, muncul hampir 400 kasus penyakit paru-paru serius terkait merokok dengan vape. Untuk mencegah kasus serupa semakin meningkat, New York menjadi negara bagian pertama yang segera melarang rokok elektrik beraroma.

 

Menurut kantor kesehatan masyarakat negara bagian New York, menyetujui larangan itu atas rekomendasi kuat dari Gubernur Andrew Cuomo pada Selasa (17/9).

 

Baca Juga: APVI Sebut Korban Vape di Amerika Karna Liquid Ilegal

 

aguyseq38bx0m5b4p23t_18738.jpg

 

"Tidak bisa dipungkiri perusahaan vaping sengaja menggunakan rasa seperti permen karet, Captain Crunch, dan permen kapas untuk membuat anak-anak muda terpikat pada rokok elektrik," kata Cuomo dikutip dari VoA, Rabu (18/9/2019).

 

"Ini adalah krisis kesehatan masyarakat dan berakhir hari ini," lanjut Cuomo.

 

Larangan rokok elektrik beraroma akan segera diberlakukan di New York. Hanya rasa tembakau dan mentol yang bisa dijual.

 

Tak hanya wilayah New York, Michigan juga telah menyetujui larangan rokok elektrik dengan cita rasa, tetapi belum berlakukan. Negara-negara bagian lain juga sedang mempertimbangkan larangan itu.

 

Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengaktifkan tindakan darurat untuk mengatasi serangkaian penyakit paru-paru yang baru-baru ini yang diduga diakibatkan oleh rokok elektronik.

 

Sekitar 400 kasus yang dikonfirmasi dan diduga terjadi di seluruh AS termasuk sekurangnya enam kematian. Baru-baru ini dilaporkan korban meninggal akibat rokok elektrik bertambah menjadi tujuh.

 

Menurut pakar kesehatan belum bisa menentukan penyebab pasti, termasuk merek atau bahan tertentu dalam rokok elektronik itu. Namun beberapa mencurigai penggunaan komponen ganja THC di perangkat vaping. Meskipun demikian, mereka mendesak semua pengguna rokok elektronik untuk berhenti.

 

Rokok elektrik dijual sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok tembakau. Regulator federal telah memperingatkan pembuat rokok elektrik terbesar, JUUL, agar tidak membuat klaim seperti itu, dan menyebutnya belum terbukti.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: