Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sistem Pertahanan Buatan AS Tak Mampu Halangi Serangan di Arab Saudi, Kalah dari Rusia?

Sistem Pertahanan Buatan AS Tak Mampu Halangi Serangan di Arab Saudi, Kalah dari Rusia? Kredit Foto: (Foto: Reuters)
Warta Ekonomi, Riyadh -

Dana miliaran dolar sudah dikeluarkan Arab Saudi untuk memperoleh sistem pertahanan modern yang didesain guna menangkal serangan dari ketinggian. Namun terbukti sistem tersebut tidak berdaya menghadapi drone dan rudal jelajah, seperti yang terjadi dalam serangan terhadap dua fasilitas minyaknya.

 

Serangan pada Sabtu diketahui berdampak pada separuh produksi minyak telah mengungkapkan betapa tidak siapnya Arab Saudi untuk mempertahankan diri. Serangan itu terjadi walaupun telah ada serangan berulang-ulang terhadap aset vital kerajaan selama empat setengah tahun keterlibatannya dalam perang di Yaman.

 

Pada Selasa, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Washington yakin serangan itu berasal dari sebelah barat daya Iran. Sementara tiga pejabat AS mengatakan serangan itu melibatkan rudal jelajah dan drone.

 

Iran sebelumnya membantah tuduhan AS yang menyatakan Teheran berada di balik serangan itu. Iran menjelaskan jika kelompok Houthi yang berperang melawan Arab Saudi di Yaman-lah yang bertanggungjawab, sementara kelompok Houthi telah mengklaim melancarkan serangan terhadap fasilitas minyak Saudi.

 

Baca Juga: AS: Senjata yang Dipakai Serang Kilang Minyak Arab Saudi Berasal dari Iran

 

jy3zucqntal2hzy3gui5_15103.jpg

Foto: Reuters

 

Kelompok think tank CSIS membeberkan bahwa Iran, yang merupakan rival kawasan Arab Saudi memiliki kapabilitas rudal balistik dan jelajah yang dapat membuat pertahanan Arab Saudi kewalahan. Namun, ternyata serangan dalam skala yang lebih kecil dan terbatas pun tidak mampu ditangkal oleh sistem pertahanan Arab Saudi.

 

“Kami terbuka (dari serangan). Setiap fasilitas nyata tidak memiliki jangkauan nyata,” kata sumber keamanan Saudi sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (18/9/2019).

 

Serangan yang terjadi pada 14 September kepada dua pabrik milik raksasa minyak negara Saudi, Aramco adalah yang terburuk di fasilitas minyak regional sejak Saddam Hussein membakar sumur minyak Kuwait selama krisis Teluk 1990-91.

 

Perusahaan itu pada Selasa mengatakan bahwa produksi akan kembali normal lebih cepat daripada yang dikhawatirkan pada awalnya, tetapi serangan itu telah mempengaruhi pasar minyak dunia.

 

"Serangan itu seperti 11 September untuk Arab Saudi, (serangan) itu adalah pengubah permainan," kata seorang analis keamanan Saudi yang menolak disebutkan namanya.

 

“Di mana sistem pertahanan udara dan persenjataan AS yang kami habiskan miliaran dolar untuk melindungi kerajaan dan fasilitas minyaknya? Jika mereka melakukan ini dengan presisi seperti itu, mereka juga dapat mengenai pabrik desalinasi dan lebih banyak target.”

 

Arab Saudi sudah lama memakai sistem pertahanan udara Patriot buatan AS untuk mempertahankan kota-kota besar dan instalasinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: