Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iran Akui Siap Kejutkan Agresor dengan Serangan Ini

Iran Akui Siap Kejutkan Agresor dengan Serangan Ini Kredit Foto: Reuters/Raheb Homavandi/File Photo
Warta Ekonomi, Teheran -

Iran memperingatkan setiap pihak bahwa mengambil opsi militer untuk merespon serangan kilang minyak Arab Saudi adalah pilihan yang sangat buruk.

Sebab sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Saudi menyalahkan Iran atas serangan itu dan tidak menutup kemungkinan untuk merespon secara militer.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani mengatakan, Teheran ingin mengurangi ketegangan di Timur Tengah setelah serangan terhadap situs-situs minyak di Saudi. Tetapi, Shamkhani menegaskan, setiap agresi akan menemui tanggapan yang menghancurkan.

Baca Juga: Arab Saudi Klaim Bakal Serahkan Bukti Keterlibatan Iran

"Kebijakan strategis Iran adalah untuk mengurangi ketegangan, melalui dialog. Tetapi, negara ini sepenuhnya siap untuk mengejutkan para agresor melalui jawaban yang menghancurkan dan komprehensif untuk kemungkinan tindakan jahat," kata Shamkhani, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (18/9/2019).

Sebelumnya, Wakil Presiden AS, Mike Pence mengatakan, Washington "locked and loaded" atau telah bersiap untuk menanggapi serangan Iran di ladang minyak Iran.

"Segera setelah serangan tak berujung pekan ini terhadap beberapa fasilitas minyak di Arab Saudi, saya berjanji kepada Anda, kami siap," kata Pence, berbicara pada acara Heritage Foundation di Washington.

Baca Juga: AS: Senjata yang Dipakai Serang Kilang Minyak Arab Saudi Berasal dari Iran

"Seperti yang dikatakan presiden, kami tidak ingin perang dengan siapa pun. Tetapi, Amerika Serikat siap, kami locked and loaded, dan kami siap membela kepentingan kami dan sekutu kami di wilayah ini. Jangan membuat kesalahan tentang itu," sambungnya.

Mengulangi klaim Presiden AS, Donald Trump pada hari Senin Iran sepertinya berada di belakang serangan, Pence mengatakan komunitas intelijen AS tengah bekerja untuk memeriksa bukti-bukti yang ada.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: