Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Bukti Kuat Iran di Balik Serangan Drone di Kilang Minyak Arab Saudi

Ini Bukti Kuat Iran di Balik Serangan Drone di Kilang Minyak Arab Saudi Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Riyadh -

Kementerian Pertahanan Arab Saudi membeberkan beberapa puing drone dan rudal yang diklaim sebagai bukti bahwa Iran berada di balik serangan terhadap dua fasilitas minyak kerajaan yang terjadi pada akhir pekan lalu. Kementerian menjelasskan jika ada 18 drone dan tujuh rudal jelajah yang menghantam fasilitas tersebut tidak ditembakkan dari wilayah Yaman.

 

Bukti tersebut dipresentasikan pada konferensi pers kementerian pertahanan, di mana puing-puing dari pesawat tak berawak (UAV) dan serangan rudal diletakkan. Dalam keterangan yang diwartakan BBC, Juru bicara Kementerian Pertahanan Kolonel Turki al-Malki mengatakan bukti menunjukkan serangan itu diluncurkan dari utara dan "tidak diragukan lagi disponsori oleh Iran".

 

Namun, Kolonel Malki mengatakan Saudi masih bekerja keras untuk mengetahui dengan tepat titik peluncuran. Di antara puing-puing tersebut tampak bagian yang diduga sebagai sayap delta dari UAV Iran (kendaraan udara tak berawak).

 

Baca Juga: AS Keluarkan Peringatan Kepada Warganya yang Tinggal di Arab Saudi

 

zi9y9sb9wkv20ae3xazy_11989.jpg

 

Salah seorang kolonel bernama Malki mengatakan: "Data yang dipulihkan dari komputer (di UAV) menunjukkan itu adalah Iran." Dia mengatakan bahwa 18 UAV telah ditembak jatuh di fasilitas minyak Abqaiq dan tujuh rudal jelajah telah diluncurkan di kedua target. Empat rudal jelajah menghantam ladang minyak Khurais dan tiga lainnya jatuh di dekat Abqaiq.

 

"Hantaman presisi dari rudal jelajah menunjukkan kemampuan yang maju di luar kapasitas proksi (pasukan pemberontak Houthi) Iran,” kata Abqaiq sebagaimana dilansir BBC.

 

Diketahui, kelompok Houthi yang berperang dengan Arab Saudi di Yaman mengklaim bertanggungjawab atas serangan yang mengurangi setengah produksi minyak kerajaan itu. Namun, Amerika Serikat (AS) menuduh Iran sebagai pihak di balik serangan tersebut.

 

Teheran sebelumnya juga sudah membantah semua tuduhan AS dan Arab Saudi, menyatakan bahwa mereka siap membalas jika mendapatkan serangan.

 

AS masih menuduh Iran dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyebut serangan itu sebagai "tindakan perang". Presiden Donald Trump mengatakan AS memiliki "banyak pilihan" sebagai tanggapan atas serangan pada 14 September.

 

"Ada opsi pamungkas, dan ada opsi yang jauh lebih sedikit dari itu," kata Trump. "Dan kita akan lihat. Kita berada dalam posisi yang sangat kuat."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: