Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Blokade India, Pasar di Kashmir Sepi Pengunjung dan Dagangan Buah Membusuk

Akibat Blokade India, Pasar di Kashmir Sepi Pengunjung dan Dagangan Buah Membusuk Kredit Foto: (Reuters).
Warta Ekonomi, SOPORE -

Saat ini memasuki musim panen namun pasar yang berada di kota Sopore, Kashmir, yang biasa penuh orang, truk dan produk pertanian terlihat sepi. Para pemilik kebun di penjuru Jammu dan Kashmir yang dikontrol India juga tidak memetik apel. Berbagai buah itu dibiarkan membusuk di ranting pohon. Salah satu wilayah penanam apel terbesar di dunia, blokade yang diterapkan Perdana Menteri India Narendra Modi membuat jaringan transportasi terputus dengan para pembeli di India dan luar negeri.

 

Para pemilik kebun apel dan pedagang menyebut industri apel di Kashmir mengalami pukulan berat akibat blokade pemerintah India. PM Modi mengaku pencabutan status otonom Kashmir mengarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengintegrasikan wilayah itu dengan seluruh India. Namun tindakan Modi itu justru melumpuhkan ekonomi Kashmir serta menyulut kebencian warga terhadap pemerintah India.

 

Sopore merupakan kota yang oleh warga lokal disebut London Kecil karena dipenuhi kebun-kebun apel yang rimbun, rumah-rumah besar dan warganya relatif makmur. Namun kini kota dan pasar di sana terlihat sepi. Rumah-rumah warga juga tampak terkunci.

 

Baca Juga: Janji PM Pakistan Selesaikan Konflik Kashmir ke PBB

 

“Semua orang takut. Tak ada seorang pun yang akan datang,” ungkap salah satu dari sedikit pedagang yang masih ada di pasar itu.

 

Buah-buahan apel menjadi penggerak ekonomi Kashmir yang melibatkan 3,5 juta orang, atau sekitar setengah populasi di wilayah itu. Apa yang dilakukan PM Modi mencabut status istimewa Kashmir pada 5 Agustus itu terjadi saat musim panen sedang berlangsung. Secara tiba-tiba pergerakan warga dibatasi, jaringan internet dan telepon seluler diputus.

 

Pemerintah India memberikan janji pembangunan ekonomi cepat dan merencanakan pertemuan investor akhir tahun ini untuk menarik perusahaan India ke Kashmir, menciptakan lapangan kerja dan menarik pemuda agar menjauh dari militansi.

 

Tetapi dalam jangka pendek, para petani dan pedagang buah menyatakan blokade India itu menghentikan mereka membawa produk ke pasar atau mengirimkannya ke penjuru wilayah India. Beberapa orang juga mengaku diancam untuk tidak bekerja dengan kelompok militan.

 

Bahkan beberapa kebun sekitar Sopore, apel-apel dibiarkan tetap tergantung membusuk di ranting pohon. 

 

“Kami terhalang dari kedua sisi. Kami tak bisa pergi ke sini atau ke sana,” tutur Haji, seorang pedagang yang duduk di dalam rumah dua lantai di Sopore.

 

Para pedagang dan pengusaha, tak hanya industri buah yang terpukul, dua sektor lain yang penting bagi ekonomi Kashmir, yakni pariwisata dan kerajinan juga mengalami dampak terburuk.

 

Para agen perjalanan pemilik rumah perahu di Srinagar, Shameem Ahmed menyatakan musim turis tahun ini telah terhenti total. 

 

“Agustus biasanya musim paling ramai, dan kami telah mendapat pesanan hingga Oktober. Akan membutuhkan waktu lama untuk pulih lagi dan kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata dia.

 

Diketahui, turis membuat para pedagang karpet seperti Shoukat Ahmed harus merugi. “Saat tak ada turis, tak ada penjualan. Kami juga tak bisa menjual ke penjuru India karena komunikasi diputus,” ujar dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: