Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selain ISPA, Dampak Kabut Asap Juga Sebabkan Impotensi

Selain ISPA, Dampak Kabut Asap Juga Sebabkan Impotensi Kredit Foto: Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kabut asap saat ini masih menyelimuti daerah Pekanbaru dan sebagian Kalimantan. Masyarakat yang berada di sana dihadapkan pada masalah kesehatannya. Tak hanya soal pernapasan, tapi juga kejantanan. Menurut penelitian di Universitas Guangzhou, China, paparan polusi termasuk kabut asap kebakaran, berakibat langsung ke Mr P atau impotensi. Kemampuan alat kelamin dalam ereksi dianggap menurun karena paparan polusi tersebut.

 

Menurut World of Buzz, studi ini dilakukan pada tikus sehat berumur 12 minggu yang dipecah menjadi empat kelompok, terdiri dari 10 ekor dan mereka terpapar pada level polusi yang berbeda selama periode tiga bulan.

 

Baca Juga: 400 Orang Meninggal, Vape Resmi Dilarang di Amerika Serikat

 

terbukti-kebiasaan-merokok-memperkecil-ukuran-penis-Al8Y5Tq4ZU.jpg

 

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur hubungan antara polusi udara dan impotensi. Hasilnya menunjukkan, semakin lama tikus terpapar polusi, semakin banyak masalah yang timbul. Kelompok kontrol di sini ialah tikus yang tidak terpapar polusi sama sekali, sedangkan tiga kelompok lainnya dipaksa menghirup polusi selama dua jam, empat jam, dan enam jam sehari, lima hari seminggu, masing-masing. 

 

Selama penelitian dilakukan, konsentrasi massa partikulat (PM) PM1, PM2.5, dan PM10 masing-masing adalah 1,43 ± 0,036, 1,45 ± 0,033, dan 1,47 ± 0,037 mg/m3. Usai selama tiga bulan pengujian, para peneliti menguji fungsi ereksi menggunakan stimulasi listrik dan fungsi paru-paru dengan Forced Pulmonary Manuever System.

 

Menurut hasil, peneliti menemukan, tikus yang terpapar polusi selama empat atau enam jam memiliki pengurangan fungsi ereksi yang signifikan dalam hal tekanan intracavernous (ICP). Untuk tikus dalam kelompok empat jam, ICP mereka berkurang sebanyak 38,6% sementara tikus dalam kelompok enam jam menunjukkan penurunan 45,6% dibandingkan dengan kelompok kontrol.

 

Mengenai dengan penemuan tersebut, peneliti beralasan, penurunan kinerja seksual ini kemungkinan disebabkan oleh peradangan sistemik, disfungsi paru, dan berkurangnya kadar oksida nitrat sintase dalam jaringan ereksi yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: