Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rouhani Klaim AS Pendukung Ulung Terorisme di Timur Tengah

Rouhani Klaim AS Pendukung Ulung Terorisme di Timur Tengah Kredit Foto: (Foto/Reuters)
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS), sebut Presiden Iran, Hassan Rouhani adalah pendukung ulung aksi terorisme di Timur Tengah yang terjadi selama ini.

"Hari ini, Amerika, sayangnya, adalah pendukung terorisme di wilayah kami - dan ke mana pun Amerika pergi, terorisme segera berkembang," imbuhnya seperti dikutip dari kantor berita yang berbasis di AS itu, Rabu (25/9/2019).

Rouhani juga menyebut Presiden AS, Donald Trump salah dalam menyampaikan kritik terhadap Iran.

"Saya kagum dengan interpretasi Mr. Trump, vis-a-vis terorisme," kata Rouhani dalam sebuah wawancara eksekutif dengan Fox News.

Baca Juga: Ledekan Rouhani untuk Sistem Pertahanan AS yang Gagal Tangkis Rudal Houthi

Rouhani kemudian menunjuk ke keterlibatan militer AS di Suriah tanpa izin dari Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai contoh dari apa yang dianggapnya sebagai 'terorisme' Amerika.

"Negara yang hadir dan terbang di atas ruang udara dan membombardir tanah negara Suriah tanpa izin pemerintah adalah Amerika Serikat," ujarnya.

Saat ditanya tentang pidato Trump yang menyebut Iran haus darah dan sangat fanatik untuk senjata nuklir

Awal bulan ini, Rouhani mengatakan kepada Parlemen Inggris dalam pidatonya bahwa Teheran akan terus menolak tawaran Washington untuk pertemuan bilateral.

"Ada banyak tawaran untuk pembicaraan tetapi jawaban kami akan selalu negatif," katanya, seperti dilaporkan BBC.

Namun, Rouhani mencatat, Iran akan terbuka untuk melakukan pembicaraan multilateral jika AS setuju untuk membatalkan hukuman ekonominya yang menargetkan Iran.

Baca Juga: Rouhani Batal Hadir di Sidang Umum PBB karena AS Enggan Bikin...

Pada 2015, AS, Inggris, China, Prancis, dan Rusia, plus Jerman menandatangani pakta nuklir dengan Iran dan Uni Eropa. Namun Presiden Trump tahun lalu mengumumkan bahwa AS meninggalkan perjanjian terseut, yang ia sebut "kesepakatan terburuk yang pernah ada" untuk Amerika, dengan mempertahankan tudingan bahwa Iran melanggar kesepakatan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: