Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wagub Jabar Bilang Bisnis Pertanian Masih Moncer

Wagub Jabar Bilang Bisnis Pertanian Masih Moncer Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan saat ini masih terjadi anggapan bahwa jadi petani kurang sejahtera. Padahal orang-orang kaya di Indonesia kebanyakan menjual hasil pertanian rakyat dan petani. 

"Artinya, kita bertani, kita fokus bisnis dalam pertanian tidak suram alias cerah tergantung kita yang mengelola," kata Uu usai mengikuti Jambore Pos Penyuluh Desa (Posluhdes) di Bandung, Rabu (25/9/2019).

Baca Juga: NasDem Jabar Targetkan Empat Kemenangan di Pilkada 2020

Baca Juga: Wujudkan Visi Misi Jabar, Uu Ruzhanul Jalin Komunikasi dengan Kepala Daerah

Uu menilai petani merupakan profesi yang mulia karena hasil kerjanya banyak dinikmati masyarakat. 

"Karya dan jasa para petani ini adalah untuk menyambungkan hidup sebagai kebutuhan primer masyarakat. Oleh karena itu, insan-insan pertanian adalah insan-insan yang sangat mulia," tambah Uu.

Beberapa tantangan petani saat ini. Mulai dari mempertahankan lahan pertanian, regenerasi petani, sampai fokus bisnis yang sudah tidak lagi di bidang pertanian. 

"Wilayah pertanian hari ini semakin menyempit. Di Jawa Barat hasil perhitungan Bappeda sekitar sebelas persen lahan pertanian di Jawa Barat habis dipakai pembangunan. Kemudian, tantangan lain keluarga petani tidak menghasilkan anggota keluarga petani," ucap Uu.

Sementara itu, Posluhdes diharapkan dapat memotivasi para penyuluh untuk terus mendampingi petani. Hal itu, kata dia, penting dilakukan supaya pertanian di Jabar terus berjalan, dan kebutuhan pangan bisa terpenuhi. 

"Saya harap para Posluhdes yang ada di sini tetap memberikan semangat kepada petani yang ada di daerah untuk tetap bertani, bertani, bertani," ucap Uu. 

"Jangan sampai masyarakat harus mengantre untuk mendapatkan pangan. Itu tidak boleh sampai terjadi lagi. Kalau untuk mendapatkan pangan masyarakat harus nganter dan susah itu akan menjadikan rawan keamanan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: