Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memprediksi kinerja ekspor Indonesia masih akan terus melambat hingga akhir tahun. Penurunan kinerja ekspor ini disebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi mitra dagang Indonesia serta harga komoditas yang ikut melemah.
"Namun, perlambatan (ekspor) ini tidak akan terlalu curam seperti pada semester pertama tahun ini karena sebagian telah ditopang ekspor manufaktur lainnya, seperti tekstil dan produk logam dasar," kata Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein di Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Sementara itu, untuk tahun depan, ADB memperkirakan ekspor akan sedikit meningkat meskipun lebih moderat dari yang diperkirakan mengingat lingkungan eksternal yang masih lemah.
Baca Juga: Investasi dan Ekspor Loyo, Konsumsi Jadi Tumpuan
Wicklein mengatakan, untuk mengatasi kondisi lesunya ekspor, pemerintah perlu terus mendorong diversifikasi ekspor dengan memperkuat peran Eximbank serta mempromosikan pariwisata Indonesia.
"Indonesia juga harus memperluas potensi ekspornya dengan mengejar pasar baru, seperti Afrika, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Asia Tengah melalui kerja sama perdagangan bilateral dan multilateral," ucapnya.
Meski demikian, lanjutnya, sektor investasi diperkirakan akan terus membaik menjelang akhir tahun, seiring dengan kemajuan pembangunan proyek-proyek strategis nasional untuk meningkatkan jaringan infrastruktur.
Dalam publikasi Asian Development Outlook (ADO) 2019, ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2% di 2018 menjad 5,1% pada 2019. Namun, untuk 2020, ADB memproyeksikan pertumbuhan akan kembali membaik sekitar 5,2%.
Baca Juga: 5 Kebijakan Strategis Jokowi Kerek Pertumbuhan Ekonomi 2020
ADB menyoroti turunnya ekspor dan lemahnya innvestasi domestik menjadi penyebab lambatnya pertumbuhan tahun ini.
Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: