Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkait Serangan Minyak Arab Saudi, Presiden Turki Tunjukkan Sikap Berbeda

Terkait Serangan Minyak Arab Saudi, Presiden Turki Tunjukkan Sikap Berbeda Kredit Foto: Foto/Reuters
Warta Ekonomi, Istanbul -

Presiden Turki Tayyip Erdogan menunjukkan pembelaan kepada Republik Islam Iran yang dituduh Amerika Serikat sebagai pelaku serangan besar ke kilang minyak Arab Saudi. Menurutnya, tidak tepat untuk menyalahkan Teheran atas serangan 14 September lalu.

 

Sikap yang ditunjukkan pemimpin Turki ini berbeda dengan AS, beberapa negara Eropa dan Arab Saudi yang cenderung menyalahkan Iran. Washington dan Riyadh tidak menyalahkan kelompok pemberontak Houthi Yaman walaupun kelompok itu terang-terangan mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang melumpuhkan separuh dari total produksi minyak Kerajaan Saudi.

 

Iran beberapa kali telah membantah terlibat serangan, namun telah menyatakan siap untuk perang habis-habisan jika diserang negara mana pun.

 

Baca Juga: Sambil Bawa Peta, Erdogan Peringatkan Israel dan Internasional

 

"Saya tidak berpikir itu akan menjadi hal yang tepat untuk menyalahkan Iran," kata Erdogan dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Rabu, yang dilansir Reuters, Kamis (26/9/2019). Menurutnya, serangan itu datang dari beberapa bagian kelompok Yaman.

 

"Jika kita hanya menempatkan seluruh beban pada Iran, itu tidak akan menjadi cara yang tepat untuk melangkah. Karena bukti yang tersedia tidak selalu menunjukkan fakta itu," kata Erdogan, yang terjemahan dari komentarnya disiarkan oleh Fox News.

 

Riyadh sampai saat ini belum mengambil keputusan atas serangan terhadap dua kilang minyak Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurais. 

 

"Arab Saudi sedang berkonsultasi dengan teman-teman dan sekutu tentang langkah selanjutnya yang harus diambil," ujar Menteri Negara Arab Saudi untuk Urusan Luar Negeri, Adel al-Jubeir kepada wartawan.

 

Menurut Kementerian Pertahanan Arab Saudi dikabarkan menyimpulkan jika serangan itu dilakukan dengan puluhan pesawat nirawak bersenjata dan rudal buatan Iran. Menurut kementerian itu, serangan datang dari arah utara, bukan dari selatan atau dari Yaman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: