Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Pertukaran Tahanan AS-Iran, Pompeo Pilih Bungkam

Soal Pertukaran Tahanan AS-Iran, Pompeo Pilih Bungkam Kredit Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, New York -

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo menolak membahas kemungkinan pertukaran tahanan dengan Iran. Sebelumnya, AS telah mendeportasi seorang wanita asal Iran.

"Jadi, saya tidak pernah membicarakan masalah sensitif seperti yang Anda jelaskan di sana," kata Pompeo kepada wartawan ketika ditanya apakah ia berharap Iran akan membebaskan seorang mahasiswa doktoral Universitas Princeton setelah pengadilan federal menjatuhkan vonie kepada Negar Ghodskani seperti dikutip dari Reuters, Jumat (27/9/2019).

Ghodskani dinyatakan bersalah atas konspirasi untuk menipu dan melakukan terhadap AS dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan federal. Pengacara Ghodskani, Robert Richman, mengatakan kepada Reuters bahwa kliennya akan dideportasi pada hari Selasa (24/9/2019) mendatang.

Baca Juga: Tak Ada Perang Antara Washington-Teheran, Pompeo: Penempatan Pasukan Hanya untuk Pencegahan

Xiyue Wang, warga negara AS yang melakukan penelitian disertasi di Iran pada tahun 2016 ketika ia ditahan oleh otoritas Iran, dituduh melakukan aksi spionase di bawah kedok penelitian. Tuduhan ini ditolak oleh pihak keluarga dan universitasnya.

Dia kemudian dihukum karena tuduhan spionase, dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, dan bandingnya ditolak.

“Kami menghabiskan waktu minggu ini, kami menghabiskan waktu hampir setiap hari bekerja untuk membebaskan Amerika dan orang lain yang ditahan secara salah di dalam Iran. Kami akan terus melakukan itu,” kata Pompeo.

“Dan saya berharap dan berdoa agar kita membuat kemajuan saat kita terus bergerak maju,” imbuhnya.

Pejabat AS biasanya tidak membahas kasus seperti itu di depan umum. Brian Hook, perwakilan khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Iran, pada hari Senin mengatakan bahwa jika Iran ingin menunjukkan itikad baik, negara itu harus melepaskan warga negara AS yang telah ditahan, termasuk mahasiswa pascasarjana Princeton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: