Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Swiss Sangat Siap Jadi Tuan Rumah Dialog AS-Iran

Swiss Sangat Siap Jadi Tuan Rumah Dialog AS-Iran Kredit Foto: Unsplash/Paul Weaver
Warta Ekonomi, Zurich -

Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran membawa Swiss sangat siap menjadi tuan rumah perundingan jika kedua negara itu memintanya. Misi diplomatik Swiss selama ini mewakili kepentingan AS di Iran setelah Teheran memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington.

"Proposal Swiss untuk negosiasi terus berlanjut. Dan kami akan mempertimbangkan setiap permintaan yang akan datang dari para pihak sendiri", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Swiss Pierre-Alain Eltschinger.

Hingga saat ini, lanjut dia, Swiss terus mengupayakan sebuah solusi untuk membuat negara-negara yang tengah berkonflik kembali damai. Tentunya cara-cara yang dimaksud adalah yang dapat diterima bersama semua negara yang terlibat.

Baca Juga: Soal Pertukaran Tahanan AS-Iran, Pompeo Pilih Bungkam

"Swiss terus berhubungan dengan Amerika Serikat, Iran dan negara-negara lain di Timur Tengah dan sekitarnya untuk membahas cara-cara yang dapat diterima bersama untuk mencapai eskalasi," tambahnya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (27/9/2019).

Namun, kata Eltschinger, Swiss belum merumuskan posisinya mengenai gagasan Presiden Iran Hassan Rouhani yang baru-baru ini diusulkan untuk memperkuat keamanan di Teluk Persia dan Selat Hormuz melalui pembentukan koalisi regional. Ia menambahkan bahwa Bern mengharapkan untuk menerima lebih banyak rincian tentang inisiatif ini.

Swiss belum merumuskan posisinya mengenai gagasan Presiden Iran Hassan Rouhani yang baru-baru ini diusulkan untuk memperkuat keamanan di Teluk Persia dan Selat Hormuz melalui pembentukan koalisi regional, kata juru bicara itu, seraya menambahkan bahwa Bern mengharapkan untuk menerima lebih banyak rincian tentang inisiatif ini.

Baca Juga: Menlu Inggris: Iran Tak Patuhi Aturan Hukum Internasional

Pernyataan itu muncul setelah Rouhani, berbicara pada sesi ke-74 Sidang Majelis Umum PBB, mengatakan bahwa syarat utama bagi Teheran untuk memulai negosiasi dengan Washington adalah agar yang terakhir mencabut semua sanksi dan kembali ke kesepakatan nuklir.

Ketegangan telah meningkat di Teluk Persia selama beberapa bulan terakhir, sebagian besar karena kebuntuan antara AS dan Iran atas kesepakatan nuklir 2015. Washington secara sepihak menarik diri dari pakta tahun lalu, yang mendorong Teheran untuk mulai memutar kembali komitmen nuklirnya.

Serangkaian serangan terhadap tanker di perairan Teluk dan, baru-baru ini, serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas minyak Arab Saudi telah memperburuk situasi, dengan Washington dan sekutunya menempatkan kesalahan pada Iran. Teheran telah membantah semua tuduhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: