Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putin Desak NATO untuk Gabung Moratorium Penempatan Rudal, tapi Jawabannya...

Putin Desak NATO untuk Gabung Moratorium Penempatan Rudal, tapi Jawabannya... Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Moskow -

Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO didesak Presiden Rusia Vladimir Putin agar bisa bergabung dengan moratorium penempatan rudal jarak pendek dan menengah di Eropa. Ajakan itu ditolak Amerika Serikat (AS) dengan mengatakan Moskow telah menyebar senjata tersebut.

Putin mengirimkan pesan rahasia ke beberapa ibu kota, termasuk semua negara anggota NATO dan pemain utama Asia. Isi pesan itu antara lain disebutkan untuk mempertahankan status quo setelah AS menarik diri dari perjanjian Senjata Nuklir Jarak Menengah atau INF.

Pesan itu mengatakan bahwa Rusia siap untuk membahas langkah-langkah verifikasi tambahan dengan NATO untuk memastikan moratorium ditegakkan oleh semua pihak.

Baca Juga: Desakan Putin untuk NATO: Hentikan Rudal di Eropa

NATO dengan tak acuh menanggapi bahwa tawaran Putin mengabaikan kenyataan di lapangan.

"Moskow harus memusnahkan rudal-rudal ini agar diskusi mengenai moratorium dimulai," kata NATO seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (27/9/2019).

Rusia berulang kali mengatakan bahwa kisaran jarak dari rudal 9?729 kurang dari 500 km dan menunjukkan bahwa mitra Baratnya tidak pernah menjelaskan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan bahwa rudal ini melanggar kesepakatan.

Pesan Putin tidak memerlukan jawaban wajib, kata Kremlin, mengakui bahwa gagasan moratorium tidak menemui kesepahaman.

Perjanjian INF, yang melarang rudal berbasis darat dengan jangkauan antara 500 km dan 5.500 km di Eropa, ditandatangani oleh Moskow dan Washington pada tahun 1987, selama beberapa dekade tetap menjadi landasan keamanan benua.

Setelah penarikan secara sepihak oleh Trump, Rusia tidak punya pilihan selain meninggalkan perjanjian INF. Namun, Putin segera mengumumkan moratorium untuk menempatkan senjata yang dilarang oleh perjanjian itu, sampai AS menyebarkannya. INF secara resmi berakhir pada awal Agustus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: