Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Harus Damai dengan China Sebelum Pemilu AS, Kalau Tidak. . . .

Trump Harus Damai dengan China Sebelum Pemilu AS, Kalau Tidak. . . . Kredit Foto: Foto/REUTERS/David Becker/Files
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa saham global pada Selasa (01/10/2019) mulai bergerak stabil. Hal itu didukung oleh sentimen melunaknya perang dagang yang memberi harapan positif bagi para pelaku pasar bahwa AS-China dapat mencapai kesepakatan pada kuartal IV tahun ini. 

Kepala Strategi Global Invesco Asset Management Tokyo, Tomoo Kinoshita, menilai bahwa AS-China dapat mencapai kesepakatan sementara pada akhir tahun 2019. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintahan Donald Trump untuk menghindari ekonomi AS jatuh ke dalam resesi di tahun pemilihan umum pada 2020 mendatang. 

Baca Juga: Trump Sebut Dirinya Ingin dan Berhak Bertemu Whistleblower

"Meskipun kita seharusnya tidak memiliki prakonsepsi, bagi Trump, tidak membuat kesepakatan dengan China dapat semakin dipandang negatif menjelang pemilihan (presiden AS) tahun depan," tegas Tomoo seperti dilansir dari Reuters, Jakarta, Selasa (01/10/2019). 

Masih dilansir dari Reuters, penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, menepis laporan yang menyebutkan bahwa Trump mempertimbangkan untuk penghapusan perusahaan-perusahaan China dari bursa AS sebagai berita palsu atau hoaks. 

Menanggapi pernyataan Peter, Kepala Strategi Monex Securities, Takashi Hiroki, mengatakan bahwa sulit untuk mengetahui apakah berita penghapusan perusahaan China di bursa AS adalah benar atau palsu. Namun, menurutnya, pelaku pasar akan merasa lega jika tidak ada eskalasi lanjutan dalam pertemuan mendatang. 

Baca Juga: Trump Kasih Ancaman, China Cuma Berharap. . . .

"Tidak jelas bagaimana perundingan AS-China akan maju, mengingat ada garis keras terhadap China dalam pemerintahan (AS). Tetapi, jika tidak ada eskalasi lebih lanjut dalam pertemuan mendatang, pasar akan lega," imbuh Takashi.

Adapun sebelumnya, kabar penghapusan perusahaan China dari bursa AS diklaim menjadi langkah Trump untuk menekan rivalnya, terutama dalam hal pembatasan investasi. Hal itu pun sempat direspons oleh Wakil Perdana Menteri Perdagangan China, Wang Shouwen.

"Kami akan melakukan langkah lebih lanjut untuk mendukung pembukaan akses keuangan di dua belah pihak untuk terus mendorong institusi keyangan berinvestasi di pasar keuangan domestik, untuk mendukung daya kompetisi dan dinamika pasar keuangan domestik," tegas Wang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: