Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kaltim Jadi Ibu Kota Baru, Isran Noor: Masyarakat Kaltim Tidak Menolak

Kaltim Jadi Ibu Kota Baru, Isran Noor: Masyarakat Kaltim Tidak Menolak Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, menegaskan tidak ada penolakan dari warganya terkait rencana Kaltim menjadi ibu kota baru. Dia bahkan menyatakan siap dan menjamin keamanan daerahnya jika nanti dibangun menjadi ibu kota negara.

"Bahagia. Tidak ada penolakan. Masyarakat tidak ada yang menolak," kata Isran Noor di acara Talkshow Rancang Bangun dan Kesiapan Kalimantan Timur Sebagai Ibu Kota Negara di Hotel Novotel, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (01/09/2019).

Baca Juga: Ini Alasan Kalimantan Timur Jadi Ibu Kota Baru

Penduduk Kaltim terdiri dari multietnis. Penduduk aslinya tergolong minoritas, yakni Dayak, Banjar, dan Kutai. Terbanyak justru pendatang dari Jawa yang mencapai 35 persen dari total penduduk kabupaten ini. Meski begitu, menurut Isran, selama ini wilayahnya tidak pernah mengalami konflik sosial.

Pembangunan ibu kota baru tentu akan membawa dampak besar bagi pemerintah dan masyarakat Kaltim. Penduduk pendatang baru dikhawatirkan akan makin menyingkirkan penduduk lokal. Namun, Isran mengaku tidak khawatir. "Tidak ada (tersingkir) karena sudah lama tersingkir," gurau Isran.

Kaltim juga telah menyiapkan peruntukan lahan bagi ibu kota baru ini. "Luas lahan disiapkan antara 180.000 hingga 225.000 hektare," kata Isran dikutip Kompas, belum lama ini. 

Data-data yang telah disampaikan Pemda Kaltim ke Pemerintah Pusat berupa daya dukung lahan, status lahan, kondisi lahan, dan kondisi masyarakat lokal. Kondisi masyarakat lokal saat ini, kata Israan, hanya melakukan usaha. "Masyarakat tidak ada yang ingin menjadi pedagang lahan," terangnya.

Pertumbuhan ekonomi dalam tiga tahun terakhir, menurut Isran, cukup buruk. "Tapi kondisi ekspor Kaltim bagus sehingga berkontribusi pada ekspor Indonesia," katanya.  Karena itu, Isran berpendapat pemindahan ibu kota harus segera dilakukan. "Mumpung presidennya masih sama. Kalau berubah, nanti bisa tidak jadi," pungkasnya.  

Kesiapan Kaltim menjadi ibu kota baru disampaikan dalam forum dialog nasional yang diprakarsai Jurnalis Profesional untuk Bangsa yang digelar di Balikpapan selama dua hari, Selasa dan Rabu (02-03/09/2019).

Di forum ini Isran membahas kesiapan infrastruktur pendukung hingga koordinasi antara pemerintah daerah di Kaltim. Khususnya Pemkot Balikpapan, Pemkab Kutai Kartanegara, dan Pemkab Penajam Paser Utara. Tiga wilayah ini akan berhubungan langsung dengan ibu kota baru.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: