Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengusaha Tolak Aturan Pembatasan Merek

Pengusaha Tolak Aturan Pembatasan Merek Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelaku usaha menolak keras penerapan pembatasan merek (branding) dan kemasan polos pada produk dagang.  Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Eddy Hussy, mengatakan bahwa kebijakan ini akan berimbas pada kelangsungan bisnis, khususnya industri pengemasan tanah air. Padahal, industri ini tengah menargetkan penjualan sebesar US$7,3 miliar/tahun.

"Kelangsungan bisnis ini tengah terancam oleh salah satu kebijakan yang kami rasa akan memberikan dampak kurang baik," kata Eddy kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (3/10/2019).  

Baca Juga: Apindo Nilai RUU SDA Tidak Pro Dunia Usaha

Tidak hanya untuk industri kemasan, tetapi juga indutsri kreatif akan terdampak oleh tren ini. "Mereka mungkin akan terbatasi ruang geraknya untuk berkreasi dalam menciptakan karya-karya kemasan," ujarnya.

Eddy juga menilai kebijakan ini tidak hanya berimbas pelaku usaha, tetapi pada konsumen. Konsumen akan kehilangan kesempatan untuk memilih produk yang sesuai dengan referensinya. "Loyalitas terhadap produk yang telah dibangun akan tergilas oleh kemasan polos atau brand packaging," katanya.

Apindo, kata Eddy, pada dasarnya bersikap terbuka melindungi hak para pengusaha dan konsumen Indonesia dalam menjalankan bisnis yang kondusif sesuai aturan yang berlaku. Namun, tren pembatasan merek dan kemasan ini dinilai sangat membatasi ruang gerak pengusaha. Selain itu, akan  menimbulkan risiko-risiko lainnya, mulai dari pemboncengan reputasi, pemalsuan, produk ilegal, yang ujung-ujungnya akan merusak iklim persaingan usaha.

Terlebih untuk sejumlah produk baru yang ekuitas merek mereka masih rendah, Eddy menambahkan bahwa seluruh pembatasan yang terjadi akan menyebabkan sulitnya persaingan dengan merek-merek yang sudah lebih dahulu melekat di masyarakat. "Ini yang sebisa mungkin kami hindari," terangnya.

Secara global, pembatasan merek dan kemasan telah diterapkan di beberapa negara seperti Australia, Ekuador, Chile, Thailand, dan Afrika Selatan. "Indonesia tidak terlepas dari implementasi ini. Inilah yang menajdi kekhawatiran kami,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: