Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Kalahkan Amerika Lagi! Kali Ini dari Segi . . . .

China Kalahkan Amerika Lagi! Kali Ini dari Segi . . . . Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Surakarta -

Pendiri dan Kepala Eksekutif Huawei, Ren Zhengfei mengumumkan pembaruan tentang penelitian perusahaan pada teknologi jaringan seluler 6G, meskipun 5G belum terlalu dikenal di masyarakat.

Menurut Ren, penelitian dan pengembangan (litbang) itu masih berada dalam fase awal sehingga jalannya masih panjang. Ia pun memperkirakan, proses komersialisasi jaringan baru bisa diterapkan sekitar 10 tahun lagi.

“Kami mengembangkan 5G dan 6G secara paralel, jadi kami sudah memulai penelitian 6G sejak dulu,” kata Ren, seperti dikutip dari Sputnik News, Kamis (3/10/2019).

Baca Juga: Walau Diragukan Analis, Penjualan Ponsel Anyar Musuh Amerika Ini Masih Top! Ludes dalam Semenit?

Sebelumnya, Huawei dilaporkan sudah memulai penelitian 6G tahap awal di fasilitas litbang utama di Ottawa, Kanada pada Agustus lalu. Fasilitas litbang itu juga terliat dalam pengerjaan teknologi 5G Huawei.

Presiden Divisi Produk 5G Huawei, Yang Chaobin mengonfirmasi, Huawei sedang mengerjakan teknologi 6G. Namun, menurutnya teknologi itu akan layak dikomersilkan pada 2030.

Sementara dari segi pemerintah, Kementerian Informasi, Teknologi, dan Informasi China mengumumkan dimulainya penelitian teknologi 6G sebagai bagian dari evolusi Internet of Things (IoT).

Amerika Serikat Tertinggal dari China?

Saat musuhnya di perang dagang sudah mengambil langkah menuju jaringan 6G, apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS)? Awal tahun ini, Sang Presiden meminta perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk meningkatkan upaya pada teknologi 5G dan 6G agar tidak tertinggal dari China.

“Saya ingin AS menang melalui persaingan, bukan dengan menghalangi teknologi yang leih maju saat ini,” kata Trump dalam cuitannya.

Agaknya peringatan itu tak berarti, sebab sekitar dua bulan kemudian, Departemen Perdagangan AS memasukkan Huawei dan sejumlah anak perusahaannya ke dalam Daftar Hitam, membuat mereka tak bisa berbisnis dengan para perusahaan teknologi di AS.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: