Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Desak India Jangan Lakukan Transaksi Pengadaan Alat Militer S-400 Rusia

AS Desak India Jangan Lakukan Transaksi Pengadaan Alat Militer S-400 Rusia Kredit Foto: Foto/Kementerian Pertahanan Nasional Turki
Warta Ekonomi, Washington -

Sekutu dan mitra Amerika Serikat (AS) yakni India diperingatkan pihak Washington agar tidak melanjutkan transaksi pengadaan alat militer dari Rusia. Peringatan itu disampaikan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS kala India bersikukuh untuk mengakuisisi sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.

"Kami mendesak semua sekutu dan mitra kami untuk membatalkan transaksi dengan Rusia yang berisiko memicu sanksi di bawah Undang-Undang Penerapan Sanksi untuk Melawan Musuh-Musuh AS (CAATSA)," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip Sputnik dari media India, The Hindu, Kamis (3/10/2019).

Pernyataan itu dibuat tak lama setelah Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar mengatakan bahwa New Delhi selalu menyatakan bahwa pengadaan peralatan militernya merupakan hak berdaulat. Ia juga menyatakan harapannya bahwa Washington akan memahami keputusan negara itu untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.

Baca Juga: Kenalkan Industri 4.0, Kereta Api India Bikin Proyek Percontohan

India dan Rusia menandatangani kontrak senilai USD5,43 miliar untuk pembelian lima sistem pertahanan rudal S-400, meskipun AS mengancam akan menjatuhkan sanksi pada negara mana pun yang membeli dari sektor pertahanan Rusia di bawah CAATSA.

Kecuali Presiden AS Donald Trump memberikan pengabaian, kesepakatan India dapat memicu sanksi ketika pembayaran pertama untuk peralatan dilakukan. Deplu AS mengatakan bahwa pemerintah Paman Sam belum membuat keputusan tentang tindakan yang mungkin dilakukan berdasarkan CAATSA. Namun, India dan Rusia diyakini telah menemukan mekanisme pembayaran permanen, yang mereka yakini akan menghindari kemungkinan sanksi AS.

Musim panas ini, Rusia menyelesaikan pengiriman batch pertama dari sistem S-400 ke Turki, sesuai dengan kesepakatan yang disimpulkan pada tahun 2017. Setelah Ankara menegaskan sebelumnya akan melanjutkan kesepakatan, Washington menunda pengiriman Jet F-35 ke Turki, memperingatkan sanksi lebih lanjut. Turki berencana untuk mengaktifkan sistem S-400 pada April 2020.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: