Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh! Iran-Amerika Makin Tegang, Kini Trump Jadi Sasaran!

Duh! Iran-Amerika Makin Tegang, Kini Trump Jadi Sasaran! Kredit Foto: (Foto/Reuters)
Warta Ekonomi, Surakarta -

Kelompok peretasan ‘Fosfor’ yang diduga berkaitan dengan Pemerintah Iran berupaya membobol kampanye pemilihan umum kedua Donald Trump. Namun, serangan tersebut tidak berhasil, menurut narasumber yang mengetahui hal tersebut kepada Reuters.

Sebelumnya, Microsoft Corp membeberkan pantauan aktivitas siber yang signifikan, tapi tak mengidentifikasi serangan Fosfor terhadap kampanye pemilihan umum. Akan tetapi, sumber yang tak mau disebutkan Namanya mengatakan, grup peretas itu menargetkan upaya pemilihan ulang Trump.

Namun, tim kampanye Trump membantah hal tersebut. “Kami tidak melihat indikasi kalua infrastruktur kampanye kami menjadi target penyerangan siber,” kata Direktur Komunikasi Tim Kampanye Trump, Tim Murtaugh, dikutip dari Reuters (7/10/2019).

Baca Juga: Dihadang Trump, Iran Bakal Gunakan Segala Cara Untuk Jual Minyak

Selama 30 hari antara Agustus dan September, grup peretas yang Microsoft sebut ‘Fosfor’ itu mencoba mengidentifikas  lebih dari 2.700 surat-el milik konsumen tertentu, lalu menyerang sekitar 241 akun di antaranya. Serangan itu menargetkan pejabat Amerika Serikat (AS) saat ini, mantan petinggi, wartawan politik global, hingga warga Iran dengan nama besar yang tinggal di negara lain.

Dalam ketarangannya, Microsoft menuliskan, “empat akun berhasil disusupi karena upaya tersebut. Keempat akun itu tidak terkait dengan kampanye Trump atau pejabat dan mantan pejabat AS.”

Peretasan sebagai bentuk intervensi dalam pemilu AS memang telah menjadi perhatian pemerintah Negeri Paman Sam, apalagi sejak Badan Intelijen AS (CIA) menyimpulkan, Rusia sedang menjalankan operasi peretasan dan propraganda untuk mengganggu proses demokrasi Amerika pada 2016. Namun, Rusia membantah tudingan itu.

“(Sekarang, ada) lebih banyak bukti menunjukkan, musuh ingin merusak institusi demokrasi kita,” kata Direktur Divisi Keamanan Pemilu (CISA) dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Chris Krebs.

Amerika Serikat Kontra Iran

Ketegangan antara AS dan Iran meningkat sejak Mei 2018, ketika Trump menarik diri dari perjanjian nuklir internasional (2015) dengan Teheran, Ibukota Iran. Hal itu membatasi program nuklir Iran, dengan imbalan pengurangan sanksi. Sejak itu, Trump meningkatkan tekanan pada ekonomi Iran, termasuk perdagangan minyaknya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: