Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyakit Katarak di Indonesia Akan Meningkat di Tahun 2030, Kenapa?

Penyakit Katarak di Indonesia Akan Meningkat di Tahun 2030, Kenapa? Kredit Foto: (Foto : Medicalnewstoday)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penyakit katarak merupakan salah satu penyakit yang sering dialami golongan usia tua. Masyarakat banyak yang menganggap katarak tidak bisa disembuhkan sehingga tak melakukan pengobatan.

 

Karenanya masyarakat dengan penyakit kataraj menjadi semakin banyak dan berpotensi menimbulkan tsunami katarak. Seperti diketahui tsunami katarak adalah membeludaknya jumlah penderita katarak yang tak terkontrol.

 

Seiring bertambahnya usia harapan hidup, diperkirakan pada 2030 maka manusia dengan usia 50 tahun bakal menempati posisi 25 persen. Hal tersebut akan lebih banyak lagi potensi penyakit katarak yang diidap oleh masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Ketua PERDAMI, dr. M. Siddik, Sp.M, mengatakan saat ini terdapat 1,2 juta orang Indonesia mengalami katarak. Selain itu ada 300 ribu lebih operasi katarak yang dilakukan per tahunnya.

 

Baca Juga: Idap Penyakit Kanker dan Alami Kebotakan, Ria Irawan Banjir Doa dari Warganet

 

fxuu7pojnqi9fxbimrt0_20491.jpg

 

Walau cukup banyak operasi katarak yang dilakukan, namun penyakit ini masih belum teratasi dengan baik. Pasalnya beberapa penderita enggan melakukan operasi katarak dan lebih memilih mendiamkan penyakit tersebut karena dinilai tidak bisa disembuhkan.

 

“Jadi operasi katarak di Indonesia masih belum optimal karena banyak dari mereka mengira katarak tidak bisa sembuh sehingga angka katarak kita masih tinggi,” tutur dr. Siddik, saat ditemui di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), beberapa waktu lalu.

 

Tak hanya katarak, mayoritas masyarakat Indonesia mengalami rabun jauh atau biasa disebut dengan miopi. Penyebab utama miopi disebabkan oleh gawai yang membuat seseorang menatap layar dalam durasi yang cukup lama.

 

nih7psltjjuwioq47e8s_20918.jpg

 

“Diasumsikan dengan pemakaian gawai pada anak-anak akan menambah jumlah pasien miopia. Pasalnya karena seseorang menggunakan penglihatan dekat secara terus menerus yanh akan berakibat menambahnya minus,” lanjutnya.

 

Agar menghindari miopi, ada baiknya seseorang membatasi dirinya untuk rajin beristirahat. Istirahat dalam kasus ini adalah dengan cara melihat sebuah objek yang letaknya cuku jauh dengan mata Anda. Cara ini dinilai cukup efektif untuk mengurangi potensi terkena miopia.

 

“Jadi pengguna gadget dibatasi harusnya 20 menit bekerja 20 menit beristirahat dengan cara melihat sejauh 20 feet. Fungsinya biar mata tidak beradaptasi untuk terus melihat dekat. Mata merah, perih gatal, kering, dan sakit merupakan akibat dari terlau lama melihat komputer,” pungkasnya.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: