Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hubungan Memanas, Amerika Serikat Usir Diplomat Kuba dari PBB

Hubungan Memanas, Amerika Serikat Usir Diplomat Kuba dari PBB Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Washington -

Pemerintah yang dipimpin Presiden Donald Trump pada Kamis menugaskan pengusiran dua anggota delegasi Kuba untuk PBB dari Amerika Serikat dan membatasi perjalanan anggota misi lainnya ke daerah Manhattan. Hal tersebut  memicu kecaman keras dari Havana.

 

Pada sebuah pengumuman, beberapa hari sebelum para pemimpin dunia berkumpul dalam pertemuan tahunan Majelis Umum PBB, Departemen Luar Negeri AS menuduh kedua diplomat Kuba itu berusaha "melakukan operasi mempengaruhi" yang membahayakan keamanan nasional AS. Namun, departemen itu tidak menguraikan tuduhan yang disebutkan atau merilis nama kedua diplomat tersebut.

 

Hal tersebut merupakan tanda terbaru dari memburuknya hubungan AS dengan Kuba sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari 2017. Memburuknya hubungan kedua negara terutama terkait pada dukungan Havana bagi Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.

 

"Departemen Luar Negeri hari ini memberi tahu Kementerian Luar Negeri Kuba bahwa Amerika Serikat mengharuskan keberangkatan segera dua anggota Misi Permanen Kuba untuk PBB karena menyalahgunakan hak tinggal mereka," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus dalam pernyataan yang dilansir Reuters, Jumat (20/9/2019).

 

Baca Juga: China Mulai Pukul Mundur Amerika Serikat, Kok Bisa?

 

"Ini karena upaya mereka untuk melakukan operasi pengaruh terhadap Amerika Serikat," katanya.

 

Ortagus mengatakan gerakan anggota delegasi Kuba lainnya akan "pada dasarnya" terbatas di pulau Manhattan.

 

pcjlkw6yyjlwncmdn0qq_18181.jpg

Markas besar PBB di New York.

 

"Kami mengambil setiap dan semua upaya terhadap keamanan nasional Amerika Serikat dengan serius, dan akan terus menyelidiki setiap personel tambahan yang mungkin memanipulasi hak istimewa tempat tinggal mereka."

 

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menolak tindakan AS tersebut, menyebutnya sebagai langkah yang "tidak dapat dibenarkan". Rodriguez mengatakan di Twitter: 

 

"Penolakan karena mereka mungkin telah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan status diplomatik mereka adalah fitnah vulgar."

 

"Pengusiran tersebut mempunyai tujuan memprovokasi spiral diplomatik yang akan mengarah pada penutupan kedutaan bilateral, pengetatan lebih lanjut dari blokade (AS) dan penciptaan ketegangan antara kedua negara," terangnya.

 

Pada perjanjian kantor pusat PBB 1947, Amerika Serikat pada umumnya diminta untuk mengizinkan akses ke PBB untuk diplomat asing. Tetapi Washington mengatakan dapat menolak visa karena alasan "keamanan, terorisme, dan kebijakan luar negeri", meskipun ketentuan ini hanya digunakan secara terbatas.

 

AS dan Kuba merupakan musuh selama Perang Dingin, yang mempengaruhi hubungan kedua negara sampai saat ini. Selama beberapa dekade, Washington dan Havana telah saling melakukan tindakan pembalasan terkait pengusiran diplomat.

 

Saat tahun 2017, Pemerintahan Trump mengusir 15 diplomat Kuba setelah secara drastis menarik staf kedutaan AS di Havana karena menderita penyakit misterius yang Washington katakan telah mempengaruhi personil Amerika di sana.

 

Trump sudah memberikan sanksi ekonomi baru pada Kuba dan membatasi perjalanan ke pulau itu. Trump secara perlahan membatalkan langkah pembukaan hubungan yang bersejarah yang dilakukan AS terhadap Kuba di bawah presiden pendahulunya Barack Obama. Washington sudah menjelaskan bahwa tujuan utama dari kampanye tekanannya adalah untuk memaksa Kuba meninggalkan Maduro, sesuatu yang menurut Havana tidak akan pernah dilakukan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: