Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mentan Amran Pastikan Gudang Bulog Penuh di Musim Kemarau

Mentan Amran Pastikan Gudang Bulog Penuh di Musim Kemarau Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019), Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang beras Bulog SubDivre Kediri. Dalam kunjungannya, Mentan menjumpai gudang bulog penuh. Saat ini, posisi stok di gudang penyimpanan beras Bulog Kediri mencapai 87.981 ton dan masih akan terus bertambah karena masa panen masih berlangsung. 

"Kami bersyukur beras sekarang kita stoknya melimpah. Bahkan, kemarin kami terima laporan dari Dirut Bulog dan Direktur Pengadaan Bulog bahwa Bulog saat ini sudah menyewa gudang di enam provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan  Nusa Tenggara Timur," ungkap Amran dalam keterangan tertulis yang didapat di Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Baca Juga: Dukung Toli-Toli Pertahankan Lahan Pertanian, Kementan Siap Salurkan Bantuan Mekanisasi

Amran menegaskan melimpahnya beras di gudang Bulog menunjukkan bahwa produksi padi tetap stabil saat musim kemarau. "Karena yang masuk gudang adalah limpasan atau berlebih," bebernya.  

Dengan kondisi stok beras yang berlebih, Amran memastikan pemerintah tidak akan impor beras. Jika ada kenaikan harga, perlu dicurigai ada pihak yang bermain. 

"Hari ini masih ada pengadaan. Itu menandakan bahwa kalaupun musim kemarau produksi tetap bagus dan surplus. Jangan lagi ada berspekulasi bahwa beras kita kurang dan seterusnya. Hari ini kami ingin menyampaikan bahwa beras kita surplus," tandas Amran. 

Produktivitas yang tetap tinggi saat musim kemarau, menurut Amran, tidak bisa dilepaskan dari sejumlah program terobosan yang dijalankan selama pemerintahan Jokowi-JK. 

“Saat ini, kita bangun pola pikir bahwa tiada hari tanpa tanam, tiada hari tanpa olah, dan tiada hari tanpa panen. Kita transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Kita juga perbaiki tata kelola air dan juga membangun embung. Jangan kita biarkan air hujan yang jatuh di bumi Indonesia mengalir ke lautan tanpa dimanfaatkan para petani kita," seru Amran. 

Kondisi stok beras yang melimpah menunjukkan bahwa Indonesia sudah swasembada beras. Amran menyebutkan, sebagai perbandingan data, swasembada era 1984, produksi beras nasional 25,8 juta ton, konsumsi beras nasional 27 juta ton per tahun, dan masih ada impor beras 414.000 ton untuk konsumsi penduduk 164 juta jiwa. Sementara itu, swasembada 2019, dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini 267 juta jiwa dan konsumsi beras secara nasional 32,4 juta ton per tahun, pemerintah mampu produksi beras nasional 34.9 juta ton dan tidak melakukan impor sepanjang tahun 2019.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Bambang Sugiharto, menyebutkan stok beras saat ini mencapai 5,49 juta ton. Diprediksi, stok beras di akhir Desember 2019 masih di atas 5 juta ton. 

"Angka 5,49 juta ton itu diperoleh dari stok awal tahun 2019 ditambah dengan perkiraan surplus Januari-November 2019. Sementara di tahun 2018 hanya 3,3 juta ton," ungkap Bambang, di Jakarta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: