Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bye Dolar! Rusia-Turki Tinggalkan Dolar

Bye Dolar! Rusia-Turki Tinggalkan Dolar Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar makin ditinggalkan. Kini giliran Rusia dan Turki menandatangani perjanjian penggunaan rubel Rusia dan lira Turki dalam pembayaran dan penyelesaian perdagangan kedua negara.

Kementerian Keuangan Rusia, Selasa kemarin mengumumkan bahwa Moskow dan Ankara menandatangani perjanjian penggunaan mata uang nasional rubel dan lira dalam pembayaran dan penyelesaian bersama. Perjanjian yang baru ini merupakan bagian dari keinginan kedua negara untuk memangkas ketergantungan mereka pada dolar AS.

Baca Juga: Dolar AS Digocek, Rupiah Jadi Bintang Lapangan Pasar Spot!

Kedua negara sepakat secara bertahap beralih menggunakan mata uang nasional dalam perdagangan bersama. Diketahui omset perdagangan antara kedua negara tumbuh sebesar 16 persen tahun lalu, mencapai US$25,5 miliar. 

"Perjanjian tersebut bertujuan untuk ekspansi lebih lanjut, penguatan interaksi antarbank, serta memastikan pembayaran tanpa gangguan antara entitas bisnis dari kedua negara," kata Kementerian itu.

Perjanjian itu juga diharapkan dapat menghubungkan bank-bank dan perusahaan-perusahaan Turki ke analog jaringan pembayaran SWIFT Rusia, yakni dengan meningkatkan infrastruktur di Turki yang akan memungkinkan penggunaan kartu pembayaran MIR Rusia. MIR dirancang Moskow sebagai alternatif selain MasterCard dan VISA.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan rencana tahun lalu untuk mengakhiri monopoli dolar AS melalui kebijakan baru yang ditujukan untuk perdagangan non-dolar dengan mitra internasional negara itu, termasuk Cina, Rusia, dan Ukraina.

Rusia mengurangi dolar AS dalam perdagangannya dengan India dan Cina dan terus mengurangi penggunaan greenback dalam kesepakatan dengan Uni Eropa. Rusia bertekad menghapus dolar dari ekonomi negara itu. Tahun ini dolar telah kehilangan posisi terdepan dalam perdagangan ekspor Rusia dengan mitra dagang utamanya.

Agustus lalu, rferl.com melaporkan, Rusia bersumpah akan berhenti menggunakan dolar dalam perdagangannya sebagai respons dari sanksi yang diberlakukan AS terhadap negara itu. Rusia bersama Cina dan Iran mempercepat upaya mereka menyetop penggunaan dolar dalam perdagangan mereka, terutama dalam penjualan minyak yang penting bagi Teheran.  

Iran yang juga menjadi target sanksi AS memiliki alasan serupa ingin mengabaikan dolar AS yang telah berpuluh-puluh tahun menjadi mata uang dunia dan menjadi alat tukar dalam perdagangan minyak, tembaga, dan komoditas penting lainnya.

Cina bahkan telah bertahun-tahun ingin memecat dolar sebagai mata uang global. Yuan Cina disebut-sebut memungkinkan untuk menggantikan dolar dalam perdagangan global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: