Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memanfaatkan Serangga untuk Dorong Produktivitas Sawit

Memanfaatkan Serangga untuk Dorong Produktivitas Sawit Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun Indonesia menjadi produsen dan eksportir sawit dunia, namun rendemen tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan masih rendah.

Data Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan, rata-rata produktivitas TBS perkebunan sawit rakyat dalam negeri hanya 2 ton/ha. Jauh di atas itu, Malaysia mampu menghasilkan produktivitas TBS sebesar 8-12 ton/ha.

Vice President of Sustainability PT Astra Agro Lestari Tbk, Bandung Sahari, menyatakan faktor yang menjadi pembatas produksi kelapa sawit Indonesia salah satunya akibat serangan hama dan rendahnya keberhasilan penyerbukan tanaman kelapa sawit. Hama merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang berperan penting terhadap produksi TBS.

Baca Juga: Meneropong Strategi Kampanye Sawit Uni Eropa vs Indonesia

Selama ini, petani swadaya mengendalikan hama menggunakan pestisida dan obat-obatan kimiawi lainnya. Sebaiknya, pengendalian hama dengan metode parasitoid dipilih agar dapat menekan biaya pestisida dan sangat aplikatif bagi lingkungan.

Rendahnya rendemen TBS yang dihasilkan erat kaitannya dengan keberhasilan proses penyerbukan bunga kelapa sawit yang dilakukan oleh serangga. Tidak efektifnya penyerbukan menyebabkan buah partenokarpi atau tidak berbiji dengan kandungan minyak sawit rendah akan lebih banyak dihasilkan.

Penelitian global menyebutkan, populasi serangga polinator sebagai serangga penyerbuk mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga linier apabila hal tersebut menyebabkan produksi TBS juga menurun.

Pengendalian hama sejatinya perlu dilakukan agar produktivitas TBS dan minyak sawit dapat optimal. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua hama yang menyerang tanaman menyebabkan kerugian.

Terobosan dan alternatif pemanfaatan serangga untuk mendorong produktivitas TBS perlu dikembangkan lebih lanjut sehingga muncul separasi serangga positif dan negatif bagi komoditas sawit.

Senada dengan hal tersebut, Arfie Thahar dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BDPKS) mengemukakan siap mendukung upaya untuk optimalisasi produktivitas sawit termasuk pendanaan riset agar kontinyuitas produktivitas minyak sawit dapat didongkrak.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: