Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kecewa Banget sama Trump! China Ogah 'Rujuk' dengan Paman Sam?

Kecewa Banget sama Trump! China Ogah 'Rujuk' dengan Paman Sam? Kredit Foto: REUTERS/Jason Lee
Warta Ekonomi, Surakarta -

China terkejut sekaligus kecewa dengan perluasan daftar hitam Amerika Serikat (AS)—membuat mereka menurunkan harapan untuk ‘rujuk’ dengan Paman Sam di pekan ini. Meskipun Donald Trump menyatakan keoptimisannya kemarin (9/10/2019).

Para pejabat tinggi perdagangan dan ekonomi kedua negara akan berdiskusi hari ini dan besok (10-11/10/2019) untuk mencoba mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung 15 bulan. China akan diwakili Wakil Perdana Menteri, Liu He, sedangkan AS akan diwakili oleh Perwakilan Dagang, Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan, Steven Mnuchin.

“Jika kami dapat membuat kesepakatan, kami akan membuatnya sebab ini peluang yang sangat bagus. Menurut saya, China pun berpikiran demikian,” kata Trump, dikutip dari Reuters, Kamis (10/10/2019).

Baca Juga: Trump Bersikap Agresif, Asa Berdamai dengan China Makin Negatif!

Trump berencana menaikkan tarif terhadap barang-barang China senilai US$250 miliar, dari 25% menjadi 30% pada Selasa (15/10/2019) pekan depan.

Pembicaraan mingu ini berpotensi berakhir di jalan buntu, menurut pejabat China yang enggan menyebutkan namanya. Ketika ditanya tentang kemungkinan kesepakatan, ia menjawab, “itu bukan hal yang mudah, membutuhkan banyak persiapan dan consensus kedua pihak.”

Menurutnya, perlu lebih banyak waktu untuk membuat hubungan kedua negara itu membaik. Pembicaraan kecil antara AS dan China sebelumnya bertujuan menciptakan suasana yang kondusif untuk pertemuan hari ini dan besok.

“Tapi, perluasan daftar hitam AS terhadap 28 perusahaan kami telah melahirkan kembali suasana negatif,” jelas pejabat China yang sama.

Departemen Perdagangan A.S. pada hari Senin memasukkan perusahaan pengawasan video China, Hikvision dan 27 perusahaan lain ke dalam daftar hitam, beberapa hari sebelum pembicaraan. Dalihnya, deretan perusahaan teknologi itu melakukan pelanggaran HAM kelompok minoritas Muslim di Xinjiang. Pemerintah meminta AS untuk tak ikut campur dalam kedaulatan negaranya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: