Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Belum Banyak Dilirik, Industri Event Memiliki Peluang Besar

Belum Banyak Dilirik, Industri Event Memiliki Peluang Besar Kredit Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor pariwisata memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Salah satunya adalah event, kegiatan yang dilakukan sekelompok orang untuk suatu tujuan memiliki daya tarik tersendiri. Sayangnya, ceruk menguntungkan itu belum banyak dilirik masyarakat. Padahal seharusnya, dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan pengguna internet yang begitu pesat di Indonesia industri event bisa meningkat tajam.

Hal itu diungkapkan oleh Vice President of Marketing Loket.com, Mohamad Ario Adimas, pada sesi Event Talks bertajuk Tren Literasi Event Management di Indonesia di Universitas Prasetiya Mulya belum lama ini. Event Talks sendiri merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh para mahasiswa Program S1 Event Universitas Prasetiya Mulya yang bertujuan untuk memberikan ruang diskusi yang lebih mendalam tentang dunia event bagi akademisi dan praktisi di bidang event management.

Baca Juga: KAI Bakal Berikan Diskon Tiket Hingga 20%, Catat Tanggal Eventnya!

Dimas menjelaskan, diukur dari besarnya kelompok orang yang berkumpul, sejumlah event di Indonesia bisa diklasifikasikan dalam event besar, menengah atau kecil, dan personal. Event besar yang selama ini terselenggara antara lain festival konser musik, pameran, liga olahraga, dan event internasional. Event menengah dan skala kecil antara lain pentas seni (pensi) sekolah, workshop, konferensi, konser musik, reuni tahunan sekolah, dan event olahraga tahunan. Event menengah merupakan event yang paling sering diselenggarakan dan menguasai pasar event di Indonesia sampai saat ini.

"Untuk event yang sifatnya personal, meski tak sebanyak event menengah, selalu ada sepanjang tahun, seperti reuni kecil, bukber, nobar, pesta ulang tahun, bridal shower, sunatan, tasyakuran, dan kegiatan olahraga rutin seperti futsal, basket, dan badminton," jelas Dimas. 

Dari data yang terkumpul di perusahaan pengelola event itu tercatat event skala besar berkisar antara 300 hingga 400 event setahun. Secara keseluruhan, dilihat dari industri hiburan, tahun 2018 tercatat ada 5 ribu event lebih yang terdiri dari 360 penayangan film dan 100 event per minggu.

Dari data penjualan tiket tahun 2017 ke 2018, pertunjukkan musik itu naik 500%, MICE naik 225%, lalu sport ada di 250% sehingga industri event itu prospeknya besar sekali. Pertumbuhan ini ditunjang oleh penerapan teknologi yang mendekatkan semakin banyak orang ke pengalaman mengakses banyaknya dan beragamnya event dari telepon genggamnya sendiri.

"Artinya, di samping membuka-buka untuk memilih barang di e-commerce platform, orang Indonesia itu juga suka cari-cari hiburan dari aplikasi-aplikasi di handphone mereka," tambah Dimas. Peningkatkan pertumbuhan event, lanjut Dimas, didorong oleh dua hal, yakni enterpreneur dan kolaborasi.

Wakil Ketua Forum Program Studi MICE di Universitas Podomoro, Santi Palupi, meyakini bahwa perkembangan event, khususnya bidang MICE (meeting, incentive, conference, and exhibitions) begitu pesat sehingga peluang siapa pun untuk menjadi wirausaha bidang event masih begitu besar. Di Indonesia, universitas atau sekolah tinggi yang memiliki program studi MICE itu hanya 5 perguruan tinggi.

"Sisanya hanya melekat dalam bentuk konsentrasi bidang ilmu atau mata kuliah pariwisata, entah di perhotelan, usaha perjalanan wisata, atau manajemen pariwisata. Jadi, MICE itu masih "barang langka". Itu artinya peluangnya masih banyak,” ungkap Santi.

Sementara Pakar City Branding, Jakarta Tourism Forum, Silih Agung Waseso, menjelaskan, event tak bisa lepas dari semangat kolaborasi semua pihak, baik kalangan akademisi maupun praktisi. Menurutnya, sudah waktunya kita bicara soal collaborative event sehingga sebuah event besar bisa terselenggara dengan baik karena seluruh elemen ditangani oleh masing-masing ahli di bidangnya.

"Karena tidak satu ahli pun bisa mengklaim mampu melakukan semua sendiri selain dengan kerja sama," ujar Agung.

Hal senada juga diungkapkan President of APIEM (Asia Pacific Institute for Events Management), David Hind, yang meyakini bahwa pendalaman ilmu pariwisata khususnya event begitu penting untuk praktisi industri pariwisata. Untuk itu, salah satu yang digalakkan APIEM di Asia Pasifik adalah menawarkan standarisasi event berskala internasional, khususnya bagi penyelenggara event setingkat manajer.

Soal standarisasi event, David telah menulis sebuah buku berjudul International Best Practice in Event Management. Based on The APIEM Certified Event Manager yang bisa dimanfaatkan para mahasiswa bidang event untuk mendalami lebih detail bagaimana sebuah manajemen event sebaiknya dijalankan. Dalam buku tersebut, David menyebut terdapat beberapa data aplikatif yang dihasilkan dan ditulis oleh beberapa penulis dari berbagai negara di Asia Pasifik. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: