Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina EP Cepu Lakukan Penajakan Sumur Proyek Jambaran –Tiung Biru

Pertamina EP Cepu Lakukan Penajakan Sumur Proyek Jambaran –Tiung Biru Kredit Foto: PEPC
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina EP Cepu (PEPC) laksanakan prosesi Tajak Sumur atau Spud In Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran–Tiung Biru (JTB) di Desa Bandungrejo, Bojonegoro. Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala SKK Migas-Dwi Soetjipto, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero)-Dharmawan H. Samsu, dan Bupati Bojonegoro-Anna Muawanah.

Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Baca Juga: Pastikan Biosolar Tercukupi, Pertamina Terapkan Kartu Kendali Pembelian

"Tajak Sumur ini merupakan capaian kami berikutnya dalam mengawal Proyek Strategis Nasional atau PSN," ujar Dharmawan H. Samsu dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (10/10/2019). Kegiatan Tajak Sumur atau Spud In merupakan rangkaian kegiatan operasi pengeboran, yang telah PEPC awali dengan sosialisasi kepada masyarakat Bojonegoro, beberapa waktu lalu.

Kegiatan Tajak Sumur ini sejalan dengan visi Pertamina sebagai World Class National Energy Company dengan seluruh kegiatan dalam Proyek JTB ini dilakukan menggunakan penerapan prinsip-prinsip HSSE Excellence. PEPC sebagai operator tunggal wajib mengaplikasikan dan mengintegrasikannya dalam setiap fungsi dan struktur bisnis. Hal itu sesuai dengan semboyan HSSE PEPC "SPIRIT to Zero, Zero Accident, Kami Pilih Bekerja Selamat".

Pengembangan Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran–Tiung Biru terdiri dari beberapa scope of work, seperti pengembangan 4 (empat) sumur di Jambaran East, 2 (dua) sumur di Jambaran Central, pengerjaan pipa pengumpul sepanjang 6,6 km, pengerjaan fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facility (GPF) yang telah mencapai 36,91% dan mempunyai kapasitas 330 MMSCFD, pengerjaan jalur pipa fluida yang tersambung dengan CPF Lapangan Banyu Urip, pengerjaan jalur pipa sales gas sepanjang 11,3 km, pembangunan stasiun pengukuran sales gas, dan juga pembangunan infrastruktur dan pendukung operasi seperti perkantoran, gudang, bengkel, rumah ibadah, dan perumahan.

"Kegiatan operasi pengeboran ini telah dimulai sejak September 2019, PEPC beker jasama dengan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dalam kegiatan ini," jelas Jamsaton Nababan, Direktur Utama PEPC. PDSI menggunakan Rig Nomor 40.3/DSI 1500-E dengan melibatkan 42 kontraktor di bawah kendali putra-putri terbaik Indonesia.

Jamsaton menambahkan bahwa pekerjaan akan dimulai dari tapak sumur Jambaran East, yang meliputi 3 sumur pemboran baru, yaitu Sumur JAM-3, JAM-5, dan JAM-8. Sementara itu, 2 (dua) sumur lainnya terletak di tapak sumur Jambaran Central, yaitu Sumur JAM-6 dan JAM-7.

"Pekerjaan lainnya adalah mengerjakan re-entry 1 (satu) sumur existing, yaitu sumur JAM-4 ST dengan melakukan completion dengan rangkaian pipa produksi yang tahan gas H2S," pungkas Jamsaton.

Produksi gas yang dihasilkan oleh Proyek JTB sebesar 192 MMSCFD nantinya akan dialirkan melalui pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

PT Pertamina (Persero) optimis PEPC yang sebelumnya telah menyumbang 25% produksi minyak mentah nasional melalui Lapangan Banyu Urip akan menunjukkan komitmen kerjanya dalam mengawal proyek JTB agar selesai sesuai target. Proyek JTB diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan negara dari US$3,61 miliar selama kontrak bagi hasil (PSC).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: