Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahasiswi di Jepang Berikan Lembar Jawaban Kosong saat Ujian dan Dapat Nilai Tertinggi, Kok Bisa?

Mahasiswi di Jepang Berikan Lembar Jawaban Kosong saat Ujian dan Dapat Nilai Tertinggi, Kok Bisa? Kredit Foto: (Foto/BBC)
Warta Ekonomi, TSU -

Salah satu mahasiswi yang mempelajari sejarah ninja diberikan nilai tertinggi usai menyerahkan kertas kosong, namun profesornya mengetahui jika esai itu ditulis dengan tinta yang tak terlihat.

 

Mahasiswi tersebut bernama Eimi Haga, ia menggunakan teknik ninja yang disebut "aburidashi". Ia menghabiskan berjam-jam untuk merendam dan menghancurkan kacang kedelai demi membuat tinta. Tinta bisa terbaca setelah dosennya memanaskan kertas ujian Haga di atas kompor gas.

 

"Ini adalah sesuatu yang saya pelajari melalui sebuah buku ketika saya masih kecil," Ms Haga mengutip BBC, Jumat (11/10/2019). "Aku berharap tidak ada [mahasiswa] berpikir dengan dengan ide yang sama."

 

Haga telah tertarik pada ninja—agen rahasia dan pembunuh di Jepang abad pertengahan—sejak menonton acara TV animasi sejak kecil.

 

Baca Juga: Misil Korut Masih Mengudara, Jepang Berlatih Sistem Rudal Patriot

 

uxpqltzzonluvyxsr0bk_11489.jpg

 

Usai mendaftar di Universitas Mie di Jepang, Haga mengambil kelas sejarah ninja, dan diminta untuk menulis laporan saat kunjungan ke Museum Ninja Igaryu.

 

"Ketika profesor mengatakan di kelas bahwa dia akan memberi nilai tinggi untuk kreativitas, saya memutuskan bahwa saya akan membuat esai saya berbeda dari yang lain," terangnya.

 

"Aku berpikir sejenak, dan menemukan ide aburidashi." Haga merendam kedelai dalam semalam, menghancurkannya lalu meremasnya dengan kain.

 

Dia lanyas mencampur ekstrak kedelai dengan air. Perlu waktu dua jam untuk melakukan itu. Setelah mendapat intisari kedelai, ia menggunakannya ektrak untuk menulis esai. Esai ditulis dengan kuas halus pada "washi" (kertas Jepang tipis).

 

Usai tinta kering, tulisannya tidak akan terlihat. Namun, untuk memastikan dosennya tidak memasukkan esai ke tempat sampah, dia meninggalkan catatan dengan tinta normal yang bertuliskan "panaskan kertas".

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: