Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bucin Alias Buah Cinta AS-China: Rupiah Bahagia!

Bucin Alias Buah Cinta AS-China: Rupiah Bahagia! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Perdana Menteri China, Liu He, menyebut bahwa ada cinta antara AS dan China usai pertemuan para negosiator di Washington pekan lalu. 

"Memang ada banyak perbedaan antara AS dan China, namun sekarang yang ada adalah cinta. Kami sudah menyepakati kemajuan yang substansial. Kami senang dengan ini," imbuh Liu He seperti dikutip dari Reuters, Jakarta, Senin (14/09/2019). 

Baca Juga: Prikitiw! Yang Ada Antara AS-China Adalah Cinta!

Buah cinta tersebut membuat adrenalin para pelaku pasar terpacu sehingga mulai berani bermain dalam aset-aset berbasis keuangan dari Asia, termasuk rupiah.

Di arena perdagangan spot, rupiah terapresiasi 0,09% ke level Rp14.110 per dolar AS pada pembukaan pasar pagi tadi, Senin (14/10/2019). Apresiasi rupiah pun diikuti oleh mata uang Asia lainnya yang juga menjadi lebih diminati daripada dolar AS, yakni dolar Taiwan, dolar Singapura, won, yen, dan yuan. 

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-Aling, Rupiah Bikin Dolar AS Pusing 7 Keliling!

Kendati menipis, hingga pukul 10.23 WIB, rupiah mmapu mempertahankan apresiasinya sebesar 0,06% ke level Rp14.119 per dolar AS. Selain terhadap dolar AS, rupiah juga perkasa di hadapan mata dolar Australia (0,08%), euro (0,13%), dan poundsterling (0,49%). 

Sementara itu, rupiah terpantau bergerak variatif dengan kecenderungan melemah di lingkungan mata uang Benua Kuning. Saat ini, rupiah hanya unggul terhadap dolar Hongkong (0,06%), won (0,08%), dan baht (0,24%). Adapun rupiah harus mengakui keunggulan mata uang Asia lainnya, yakni dolar Taiwan (-0,74%), yuan (-0,25%), dolar Singapura (-0,21%), dan yen (-0,02%).

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Lindungi dan Lestarikan Bahasa Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: