Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategis, Bandara Ini Bakal Dijadikan Hub di Papua Barat

Strategis, Bandara Ini Bakal Dijadikan Hub di Papua Barat Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa dirinya akan membuat Bandara Nop Deliat di Dekai Yahukimo, Papua sebagai bandara penghubung dari dan menuju daerah-daerah di tengah Pulau Papua.

Nantinya bandara tersebut akan menunjang Bandara Wamena, yang juga berada di tengah Pulau Papua.

"Kalau sekarang ini tengah Papua itu diwakili oleh Wamena, tapi posisi Wamena ketinggian dan sudah overloaded. Bandara Dekai panjang landasan pacunya sudah 2.300 m, bisa sampai 2.500 m, dan tanahnya flat, ideal sekali," jelas Budi dalam keterangan yang diperoleh, Senin (14/10/2019).

Baca Juga: Pengembangan Empat Bandara Papua Barat Jadi Fokus Kemenhub

"Yang akan datang kami inginkan distribusi logistik itu tidak hanya dari Timika, Jayapura, dan Wamena, tetapi juga dari dan ke Dekai," tambahnya.

Dia melanjutkan, pemilihan Bandara Nop Deliat sebagai bandara hub (penghubung) lantaran Dekai bisa dicapai dari arah Selatan, tepatnya dua tempat, yakni dari Asmat dan Mappi melalui sungai, sehingga kapasitasnya besar. Dari situ, pola distribusi logistik ke tengah Papua menjadi lebih bagus.

Menhub kembali menambahkan, untuk mengembangkan Bandara Wamena, investasi yang dibutuhkan sebesar Rp1,8 triliun, yang merupakan jumlah yang tidak sedikit. Pasalnya, untuk memperpanjang landasan, ada pengerukan dan sebagainya. Oleh sebab itu, Budi ingin Dekai dapat menyubstitusi Wamena.

"Tetapi kalaupun akan dikembangkan, kami akan batasi sesuai dengan kemampuan. Kami tidak akan memaksakan suatu rekayasa konstruksi yang mahal. Saat ini Bandara Dekai sudah jadi, dengan runway sepanjang 2.300 m," paparnya.

"Saya sudah ke sana dan bahkan sudah meninjau sampai ke Pelabuhan Lokon, yang nantinya sampai ke Asmat. Jadi, itu ideal sekali karena jumlah tonase yang dapat diangkat 200 ton, lalu dibawa dengan mobil cuma 45 km dan jalannya sudah besar. Setelah itu, dengan pesawat-pesawat kecil, sudah dekat cuma 15 menit," pungkas Budi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: