Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalahkan AS, Merek China Meroket hingga 40 Persen

Kalahkan AS, Merek China Meroket hingga 40 Persen Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Konsultan merek yang berbasis di London, Brand Finance minggu ini menurunkan laporan yang menyatakan China terus tumbuh pada tingkat yang sangat sehat meski menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat.

Meski diduga terjadi perlambatan, nilai merek China diuntungkan dengan keberhasilan beberapa merek paling dominannya, termasuk ICBC, Huawei, dan Alibaba. Perusahaan tersebut merangkul strategi pemasaran yang kuat yang diadopsi mitra internasional mereka.

Menurut penelitian Brand Finance, nilai merek nasional di China meningkat 40,4 persen menjadi US$19,5 triliun dari 2018 hingga 2019. 

Baca Juga: Di Bawah Komando Daniel Zhang, Alibaba Punya Target Baru

April lalu, Pandaily melaporkan hasil penelitian The Brandz terkait pertumbuhan Brand Power China yang mencapai 15 persen dari tahun ke tahun. Merek-merek top di China, menurut laporan The Brandz, berkembang pesat di Jepang, Perancis, dan Spanyol.

Peringkat teratas ditempati Huawei. Pada Juni 2018 keberadaan merek ini telah meluas ke lebih dari 53.000 toko dan 3.500 toko ternama di seluruh dunia.

Amerika Serikat yang telah lama memimpin merek dunia, pertumbuhan nilai mereknya hanya tujuh persen selama setahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan nilai merek di negara-negara berkembang adalah 13,9 persen, dibandingkan negara maju yang hanya 0,4 persen.

"Dengan kondisi stagnasi yang terjadi di Eropa dan Amerika Utara, negara-negara Timur Tengah dan Afrika mengklaim berada di peringkat 11 dari 20 tempat teratas untuk pertumbuhan nilai merek tahun ini," kata CEO Brand Finance David Haigh, dikutip rt.com (17/10/2019).

Baca Juga: Brand Terkenal Asal Prancis Dikritik Soal China, Dior Bilang. . .

Haigh mencatat, meski AS mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di antara 100 merek terkenal di dunia, China di peringkat kedua mempersempit kesenjangan karena terus tumbuh melawan segala rintangan.

Menurut laporan Brand Finance, perbedaan nilai antara merek kedua negara telah menurun dari US$12 triliun pada 2018 menjadi lebih dari US$8 triliun pada 2019.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: