Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lokalisasi Berusia 53 Tahun Resmi Ditutup Berkat Tangan Dingin Sang Wali Kota

Lokalisasi Berusia 53 Tahun Resmi Ditutup Berkat Tangan Dingin Sang Wali Kota Kredit Foto: Unsplash/Dev
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah 53 tahun beroperasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akhirnya secara resmi menghentikan kegiatan prostitusi di kawasan Rehabilitasi Sosial (Resos) Argorejo atau yang lebih dikenal dengan lokalisasi Sunan Kuning.

Proses penutupan lokalisasi Sunan Kuning dilakukan langsung oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, berjalan lancar dengan dihadiri oleh ratusan warga binaan Resos Argorejo.

Proses penutupan ditandai dengan pemasangan papan identitas bertuliskan “Kawasan Argorejo Bebas Prostitusi” oleh Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu. Papan tersebut kemudian diletakkan di depan pintu gerbang bekas kompleks lokalisasi Sunan Kuning di Jalan Sri Kuncoro, Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kota Semarang.

Baca Juga: Ingin Legalkan Ganja dan Prostitusi, Mantan Model Majalah Dewasa Calonkan Diri Jadi Presiden Kroasia

Pada kesempatan tersebut, Wali Kota menegaskan bahwa jika penutupan lokalisasi SK merupakan program pemerintah pusat, yang didukung oleh Pemkot Semarang.

"Ini sudah menjadi program Pemerintah Pusat yang menargetkan ditutupnya lokalisasi di Indonesia, paling lambat tahun 2019. Kami di Pemerintah Kota Semarang mendukung program tersebut karena memiliki tujuan yang baik," tegas Hendi.

Dia menuturkan, jika keputusan menutup lokalisasi SK yang diambilnya telah final dan tidak dapat ditawar lagi.

"Maka mulai hari ini komplek Argorejo sebagai lokasi prostitusi secara resmi ditutup. Itu sudah menjadi keputusan pemerintah, sifatnya final dan tidak main-main," tegasnya.

Baca Juga: Bang Anies, Ada Praktik Prostitusi Berkedok Kafe Nih...

Di sisi lain, orang nomor satu di Kota Semarang itu juga mengungkapan jika penutupan lokalisasi SK berjalan dengan tanpa adanya konflik.

"Dari awal komitmen kami, ingin menutup tanpa ada konflik. Makanya kami lakukan dengan humanis, dan dijalankan dengan beberapa tahapan, mulai dari sosialisasi, mediasi, sampai saling sepakat," ungkapnya.

Adapun sebagai bentuk komitmen, pihaknya menekankan pihaknya telah memberikan tali asih kepada para wanita pekerja seks (WPS). "Mungkin yang kami berikan nilainya jauh dibandingkan dengan perolehan saudari kita yang bekerja di sini selama bertahun-tahun, tetapi Insya Allah berkah," tandasnya.

Baca Juga: Desas-Desus Kasus Prostitusi di Apartemen Bogor Valley Mencuat

Dia juga mengharapkan, pascaditutupnya lokalisasi SK para WPS diharapkan dapat membuka lembar baru dengan pekerjaan halal ataupun membuka usaha. “Tak penting besar atau kecilnya usaha, jika dijalani dengan ikhlas dan kerja keras, Insya Allah akan memperoleh hasil yang baik. Yang terpenting mencari pendapatan yang halal,” pesannya.

"Selanjutnya PR (pekerjaan rumah) kami adalah melakukan penataan kawasan ini untuk bisa menjadi daya tarik wisata yang lebih positif, misalnya melalui program kampung tematik, dimana telah terbukti mampu merubah berbagai wilayah di Kota Semarang menjadi lebih baik," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: