Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekanan Jadi Faktor Penyebab Para Artis Kena Penyakit . . . .

Tekanan Jadi Faktor Penyebab Para Artis Kena Penyakit . . . . Kredit Foto: Reuters/Khaled Abdullah
Warta Ekonomi, Surakarta -

Penyakit mental santer dibicarakan belakangan ini, entah karena film layar lebar ‘Joker’ ataupun kasus bunuh diri yang terjadi pada sejumlah artis yang memiliki riwayat gangguan psikologis. Menurut pakar, tekanan yang dihadapi oleh para tokoh publik jadi faktor utama hadirnya penyakit mental itu sendiri.

Psikolog Tika Bisono menilai tekanan yang dihadapi oleh seorang artis jauh lebih besar. Di mana mereka harus dituntut tampil sempurna di hadapan para penggemarnya.

“Tekanannya itu besar ketika kita berbuat salah, enggak bisa dipahami kayak orang lain. Tuntutan masyarakat terhadap publik figur itu ekspektasinya sempurna,” ujar Tika Bisono, Jumat (18/10/2019).

Baca Juga: 'Kekejaman' Dunia K-Pop yang Sebabkan Artisnya Depresi hingga Bunuh Diri

Ia menambahkan, untuk menjadi seorang publik figur ada beberapa hal yang harus dipelajari. Selain bakat yang harus terus diasah, publik figur juga harus belajar tentang pengendalian diri yang dapat menunjang dalam karier mereka.

“Kalau jadi publik figur harus ada yang dipelajari seperti branding. Selain itu belajar juga tentang pengendalian stres, belajar tentang pergeseran individu yang biasa saja loncatannya menjadi super terkenal. Hal tersebut dapat mereka dapatkan dengan berkunjung ke psikolog,” lanjut wanita yang juga berprofesi sebagai penyanyi tersebut.

Wanita 59 tahun ini juga menilai, tingkat depresi publik figur di era sekarang lebih besar. Hal tersebut berkaitan dengan proses mereka hingga terkenal di kalangan masyarakat.

“Sekarang itu kenapa mental illnes lebih brutal dan penuh risiko yang enggka bisa diatasi karena proses instanisasi seorang publik figur lebih tinggi dibanding dulu. Sekarang itu kan siapa yang dilike banyak di sosmed, dia populer. Kalau instan yang seperti itu jadi cepet tergantikan sebelum faktor dia populer itu mengikat,” sambungnya.

Tika Bisono juga menyarankan agar publik figur memiliki batasan antaran kepribadiannya sendiri dan kepribadian lainnya yang diinginkan oleh orang banyak. Di mana, dalam keseharian dia memiliki perbedaan seperti saat berada di hadapan publik.

**

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: