Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Sepakat Perkuat Kerja Sama Internasional dan Implementasikan Bauran Kebijakan

BI Sepakat Perkuat Kerja Sama Internasional dan Implementasikan Bauran Kebijakan Kredit Foto: Bank Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) sepakat bahwa diperlukan upaya bersama untuk meningkatkan kerja sama, memitigasi risiko, meningkatkan resiliensi, dan mengimplementasikan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan melalui bauran kebijakan.

"BI juga mendukung kelanjutan kajian Integrated Policy Framework yang sedang dilakukan IMF untuk meningkatkan pemahaman dan efektivitas kebijakan ekonomi yang ditempuh oleh setiap negara sesuai dengan karakteristik dan kondisinya," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, yang menghadiri rangkaian Pertemuan Tahunan International Monetary Fund dan World Bank (IMF-World Bank) pada 16-19 Oktober 2019 di Washington D.C., Amerika Serikat dalam keterangan tertulis, Senin (21/10/2019).

Baca Juga: Bank Indonesia Sumut Sebut Pembayaran Nontunai Dorong Peningkatan PAD

Berbagai risiko tetap mengancam pertumbuhan ekonomi global antara lain berupa ketegangan perdagangan (trade tension) yang berimplikasi pada ketidakpastian kebijakan, risiko geopolitik, pengetatan kondisi keuangan di tengah terbatasnya ruang kebijakan, tingginya tingkat utang, dan meningkatnya kerentanan di sektor keuangan.

Di samping itu, risiko terkait perubahan iklim (climate change) juga menjadi perhatian pada pertemuan tahunan ini karena dipandang memiliki dampak bagi stabilitas sistem keuangan sehingga perlu segera dimitigasi dengan kebijakan di sektor keuangan. Lebih lanjut, perkembangan teknologi juga menjadi topik diskusi sehubungan dengan manfaat dan juga risiko sehingga diperlukan upaya untuk menyeimbangkan dukungan bagi inovasi di sektor keuangan dengan pengaturan/pengawasannya.

Dalam plennary meeting International Monetary and Financial Committee(IMFC), peserta mendukung Global Policy Agenda IMF yang disampaikan Managing Director IMF yang baru, Kristalina Georgieva, yang berupaya untuk memperkuat kerja sama internasional, meningkatkan resiliensi, dan meningkatkan inklusivitas perekonomian global untuk mendukung pertumbuhan yang lebih berkesinambungan, termasuk memfasilitasi solusi global terkait teknologi finansial (tekfin) yang sejalan dengan Bali Fintech Agenda.

Upaya yang akan dilakukan IMF tersebut dilatarbelakangi pertumbuhan perekonomian global yang diperkirakan melambat dari 3,6% pada 2018 menjadi 3,0% pada 2019, sebelum akhirnya diproyeksikan kembali melanjutkan momentum positif menjadi 3,4% pada 2020.

Pada rangkaian pertemuan tahunan tersebut juga diselenggarakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20. Pada pertemuan tersebut Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, menyampaikan pentingnya mengatasi kerentanan di sektor keuangan yang disebabkan oleh fragmentasi di sektor keuangan untuk memastikan resiliensi dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

"BI menekankan pentingnya melanjutkan agenda reformasi di sektor keuangan, dengan tetap memperhatikan fleksibilitas bagi otoritas sesuai dengan kondisi spesifik di setiap negara. Hal ini dapat dicapai melalui identifikasi kerangka pengaturan dan pengawasan yang ada untuk mengatasi kerentanan yang ada dan kerja sama internasional yang dibutuhkan, termasuk yang disebabkan dari perkembangan teknologi," jelas Dody.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: